MAHA suci Allah yang telah mempercayakan kesempurnaan fisik dan mental kepada kita setelah melewati proses penciptaan yang panjang dalam kehidupan ini. Tujuan Allah SWT memberikan kesempurnaan kepada kita adalah agar kita dapat melihat, mendengar, dan merasakan betapa besar dan luar biasa semua ciptaan-Nya.
Maka dengan kesempurnaan yang didapat dari proses yang panjang itu, saudaraku, apa lagi kah yang menyebabkan kita harus mengingkari kekuasaan-Nya sehingga kita tidak bersyukur atas apa-apa yang telah Dia berikan kepada kita?
قُلْ هُوَ الَّذِي أَنْشَأَكُمْ وَجَعَلَ لَكُمُ السَّمْعَ وَالأبْصَارَ وَالأفْئِدَةَ قَلِيلا مَا تَشْكُرُونَ
“Katakanlah, ‘Dialah yang menciptakan kalian dan menjadikan pendengaran, penglihatan dan hati nurani bagi kalian. (Tatapi) sedikit sekali kalian bersyukur’,”(QS. Al-Mulk: 23).
BACA JUGA: Malaikat Kagum pada Manusia yang Berdosa kemudian Seperti Ini
Surah al-Mulk ayat 23 ini merupakan salah satu dari sekian banyak ayat yang berbicara tentang penciptaan manusia. Pada ayat ini, proses penciptaan manusia hanya disinggung sekilas lewat kata ansya ‘akum. Sementara di beberapa ayat lain, proses penciptaan dijelaskan dengan cukup rinci.
Dr. Zaghlul an-Najjar mengatakan bahwa al-Qur’an membagi proses penciptaan manusia dalam tujuh tahapan yang teratur. Yaitu: 1. setetes mani (nuthfah); 2. Hasil dari peleburan ovum dan sperma (nuthfah amsaj); 3. Sesuatu yang melekat (alaqah); 4. Segumpal daging (mudhghah); 5. Pembentukan tulang (izham); 6. Pembungkusan tulang-belulang dengan daging; 7. Pembentukan fetus yang sudah jelas.
Urutan tahapan tersebut terwakili oleh dua ayat berikut:
إِنَّا خَلَقْنَا الإنْسَانَ مِنْ نُطْفَةٍ أَمْشَاجٍ نَبْتَلِيهِ فَجَعَلْنَاهُ سَمِيعًا بَصِيرًا
“Sungguh, Kami telah menciptakan manusia dari setetes mani yang bercampur yang Kami hendak mengujinya (dengan perintah dan larangan), karena itu Kami jadikan dia mendengar dan melihat,” (QS. al-Insan: 2).
“Kemudian Kami menjadikannya air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kukuh (rahim). Kemudian, air mani itu Kami jadikan sesuatu yang melekat, lalu sesuatu yang melekat itu Kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. Kemudian, Kami menjadikannya makhluk yang (berbentuk) lain. Mahasuci Allah, Pencipta yang paling baik,” (QS. Al-Mu’minun: 13-14).
Selain ayat di atas, terdapat banyak ayat yang menjelaskan tentang proses penciptaan manusia. Setidaknya, ada 11 ayat dalam al-Qur’an yang memuat kata nuthfah, yaitu: surah an-Nahl ayat 4; al-Kahfi ayat 37; al-Hajj ayat 5; al-Mu’minun ayat 13; Fathir ayat 11; Yasin ayat 77; al-Mu’min ayat 67; an-Najm ayat 46; al-Qiyamah ayat 37; al-Insan ayat 2; dan surah ‘Abasa ayat 19. Semua ayat yang disebutkan di atas menyebut nuthfah sebagai unsur dasar penciptaan manusia.
1. Tahap sesetes Mani (nuthfah)
Kata nuthfah yang Allah SWT gunakan dalam al-Qur’an menunjuk kepada sel reproduksi (gamet). Secara bahasa (Arab), nuthfah berarti air dalam jumlah yang sangat sedikit, dengan ukuran satu hingga beberapa tetes saja. Al-Qur’an menggunakan istilah ini untuk mengindikasikan gamet, baik laki-laki (sperma) maupun perempuan (ovum).
2. Tahap Nuthfah Amsyaj
Ungkapan nuthfah amsyaaj yang Allah SWT gunakan dalam al-Qur’an merujuk pada sel reproduksi. Secara bahasa (Arab) memiliki makna, air dengan jumlah satu hingga beberapa tetes. Al-Qur’an menggunakan kata ini untuk mengindikasikan gamet, baik laki-laki (sperma) maupun perempuan (ovum).
Kata benda (ism) nuthfah muncul dalam bentuk mufrad (singular), sementara kata sifat amsyaaj muncul dalam bentuk jamak (plural). Bentuk jamak digunakan untuk mengindikasikan bahwa pencampuran terjadi pada lebih dari dua unsur (baca: jumlah dalam Bahasa Arab memiliki tiga bentuk: mufrad, mutsanna [dual]), dan jamak.
Dengan demikian, kata amsyaaj muncul dalam bentuk jamak berdasarkan fakta bahwa unsur-unsur yang tercampur tidak hanya gamet laki-laki dan perempuan saja, tetapi kandungan dari masing-masing unsur itu juga ikut tercampur.
BACA JUGA: 4 Pintu Setan dalam Menguasai Manusia Menurut Ibnul Qayyim
Kandungan paling penting dari sel adalah informasi genetik, atau kode genetik-yang terdapat dalam DNA sel, terdapat pada kromosom di dalam inti sel. Satu sel orang normal terdiri dari 18,6 miliar molekul kimia dari banyak sub-unit DNA, yang berupa nitrogen, gula, dan fosfat. Setiap sel reproduksi memiliki separuh dari jumlah sub-unit DNA tersebut.
Jumlah keseluruhan kromosom dan molekul kimiawi yang terkandung di dalamnya, yang menentukan kode genetik dari embrio, disempurnakan dengan cara Allah SWT yang kehendaki. Ilmu pengetahuan modern mengistilahkannya dengan pemrograman genetik.
Beberapa jam setelah pembuahan ovum (yang terdiri dari 23 kromosom) oleh sperma (yang memiliki jumlah kromosom yang sama) menghasilkan jumlah kromosom keseluruhan, sehingga karakteristik seorang manusia menjadi lengkap (46 kromosom dalam 23 pasang). []
Sumber: Kerajaan Al-Qur’an/Hudzaifah Ismail/Penerbit: Penerbit Almahira/2012