BEBERAPA jam setelah pembuahan ovum (yang terdiri dari 23 kromosom) oleh sperma (yang memiliki jumlah kromosom yang sama) menghasilkan jumlah kromosom keseluruhan, sehingga karakteristik seorang manusia menjadi lengkap (46 kromosom dalam 23 pasang).
Selama proses percampuran ovum dan sperma, karakter (watak) yang akan diwariskan kepada embrio dari kedua orang tuanya dan yang akan tampak padanya setelah dia berkembang dengan sempurna-dikenal dengan karakter dominan-ditentukan.
Sementara karakter yang lain akan tersembunyi dan mungkin akan tampak pada generasi lain ke depan; inilah yang disebut dengan karakter tersembunyi. Hal ini terjadi karena masing-masing karakter diwariskan dua kali, satu dari sang ayah serta kakek-nenek dari sang ayah, satu lagi dari ibu serta kakek-nenek dari sang ibu.
BACA JUGA: Manfaat Adzan untuk Bayi Baru Lahir
Itulah sebabnya, satu karakter menjadi dominan dan yang lain menjadi tersembunyi sesuai kehendak Allah SWT. Begitulah, karakteristik dari embrio ditetapkan pada tahap zigot. Itulah sebabnya, Allah SWT berirman,
(١٩)قُتِلَ الإنْسَانُ مَا أَكْفَرَهُ(١٧) مِنْ أَيِّ شَيْءٍ خَلَقَهُ(١٨) مِنْ نُطْفَةٍ خَلَقَهُ فَقَدَّرَهُ
“Celakalah manusia! Alangkah kufurnya dia! Dari apakah Dia (Allah) menciptakannya? Dari setetes mani, Dia menciptakannya lalu menentukannya,”(QS. ‘Abasa: 17-19).
Allah SWT menentukan setiap manusia memiliki hubungan dengan leluhur terdekat hingga sampai kepada Adam dan Hawa. Amat menakjubkan bagaimana Nabi Muhammad SAW menyampaikan fakta ini lebih dari empat belas abad yang lalu saat tidak ada satu pun yang mengetahui tentang hukum genetika.
Sebagaimana diriwayatkan oleh Ibnu Jarir dan Ibnu Abu Hatim, Rasulullah SAW bertanya kepada seseorang, “Apa jenis kelamin bayimu yang baru lahir?” Orang itu menjawab, “Wahai Rasulullah, dia pasti seorang laki-laki atau perempuan!” Nabi kemudian bertanya, “Dia akan menyerupai siapa?”
Orang itu menjawab, “Wahai Rasulullah, entah dia akan mirip bapaknya atau ibunya.” Nabi bersabda, “Jangan berkata demikian. Ketika nuthfah diletakkan dalam rahim, Allah SWT mengisinya dengan silsilah garis keturunan antara dia dan Adam. Apakah kamu tidak membaca firman Allah SWT pada ayat berikut,
فِي أَيِّ صُورَةٍ مَا شَاءَ رَكَّبَكَ
‘Dalam bentuk apa saja yang Dia kehendaki, Dia menyusun tubuhmu,'(QS. Al-Infithar: 8).
Nabi SAW kemudian melanjutkan penjelasannya, “Artinya, dia menyerupaimu.”
إِنَّا خَلَقْنَا الإنْسَانَ مِنْ نُطْفَةٍ أَمْشَاجٍ نَبْتَلِيهِ فَجَعَلْنَاهُ سَمِيعًا بَصِيرًا
“Sungguh, Kami telah menciptakan manusia dari setetes mani yang bercampur yang Kami hendak mengujinya (dengan perintah dan larangan), karena itu Kami jadikan dia mendengar dan melihat,”(QS. Al-Insan: 2).
Kata “nuthfah amsyaaj” pada ayat di atas, merupakan ungkapan ilmiah pertama yang paling akurat yang menjelaskan tentang penciptaan embrio melalui percampuran nuthfah pria dan wanita. Kebenaran ini tidak disadari oleh ilmu pengetahuan modern hingga abad ke-18 (1775 M atau 1186 H). Mengenai hal ini, Allah SWT berfirman,
وَأَنَّهُ خَلَقَ الزَّوْجَيْنِ الذَّكَرَ وَالأنْثَى (٤٥) مِنْ نُطْفَةٍ إِذَا تُمْنَى
“Dan, sesungguhnya Dialah yang menciptakan pasangan laki-laki dan perempuan, dari air mani, apabila di pancarkan,”(QS. An-Najm: 45-46).
BACA JUGA: Inilah Ilmuwan Muslim Penemu Ilmu Deteksi Bayi Sungsang
Setelah proses penentuan ini, zigot mulai melakukan pembelahan menjadi sel-sel yang lebih kecil hingga menjadi kumpulan sel yang berbentuk bundar yang dikenal dengan istilah marula. Marula kemudian dipisahkan menjadi sel permukaan yang disebut traphectoderm (yang akan menjadi plasenta) dan sel bagian dalam, yang disebut kumpulan sel dalam (yang akan menjadi embrio), membentuk apa yang disebut dengan blastosit.
Blastosit mulai melekatkan diri pada lapisan uterus (rahim) pada hari keenam setelah pembuahan (fertilisasi). Thap ini dikenal dengan tahap implantasi. Butuh tujuh hingga empat belas hari bagi blastosit untuk bisa melekat pada lapisan uterus. Setelah proses implantasi selesai, embrio beralih ke bentuk “alaqah”. []
Sumber: Kerajaan Al-Qur’an/Hudzaifah Ismail/Penerbit: Penerbit Almahira/2012