DI Amerika semua orang bergerak. Setiap hari mereka membuat langkah-langkah aksi. Mereka menyerbu outlet Zara yang iklannya mengejek penderitaan warga Palestina.
Di sini aku menangis setiap hari. Seperti tidak bisa bergerak dan berbuat apapun. Kekejaman ini apakah karena dosa dan kelalaian yang aku lakukan?
Kalau mereka membuat aksi, sampai ditindak oleh polisi setempat, aku bisa apa?
Tiba-tiba jadi pahlawan, aku akan mencetak generasi yang militan. Begitu?
Kemarin anakku, Musa, bertanya kepadaku, “Kalau Aa ke Palestina apakah Ummi ridho?”
Terajam hatiku.
BACA JUGA:Â Pernahkah Kita Mendoakan Saudara Kita di Palestina?
Sudah sesungguh-sungguh apa aku menyiapkannya untuk menghadapi hari ini.
Seperti semua pembinaanku dari sejak aku remaja, adalah untuk menyiapkan diri ini menyaksikan kekejaman kemanusiaan ini. Dan sayang nya aku belum siap. Ternyata kaget dengan semua ini. Tertohok dan merasa tertipu dengan semua ini.
Merasa terperdaya oleh Amerika. Betapa selama ini lalai malah telah menyokong produk-produknya.
Membiarkan mereka menyelonong masuk, bahkan memberikan tempat yang nyaman di dalam otak anak-anakku, darah dagingku maupun anak-anak di bawah pengasuhanku.
Apakah harus sekeras ini Allah membangunkan aku? Sebebal itukah aku.
Setidaknya untuk menambah rakaat shalat tahajjud.
Dan banyak terlalu banyak kelalaian ini.
Sampai harus Palestina luluh lantak seperti ini dulukah, baru lebih terpukau dengan dinul Islam. Bangga sebagai kader da’wah.
Ngiluu sampai ke hati.
Sambil berharap, ketika ratusan laki-laki yang ditelanjangi itu digiring diangkut entah kemana. Tiba- tiba pasukan berkafiyeh menyergap serdadu jahanam, take down satu demi satu, tanpa melukai orang-orang yang ditawan sama sekali.
BACA JUGA:Â Tapi Ini Tanah Kami, Meski Duka dan Mati Tertanam di Sini
Atau ketika anak-anak di jalanan yang diburu seperti kijang di hutan, tiba-tiba ada sniper yg mensniperi pemburu jahanam itu.
But noone came.
Noone came.
Curhatan ini, mana bisa ditulis di media sosial manapun.
Segagah-gagahnya Abu Ubaidah dan pasukannya, apa bisa menahan misil yang dijatuhkan dari langit.
Bahkan untuk yakin bahwa kemenangan itu dekat aja perlu energi besar. Subhanallah. []