Oleh: Salim A.Fillah
JUSTRU sebab rezeki kita telah dijaminkan, maka makna kerja kita adalah pengabdian seutuhnya kepada Allah. Justru sebab kita tahu bahwa bekerjanya kita maupun karunia yang dilimpahkan melaluinya keduanya sama-sama anugerah Allah ‘Azza wa Jalla, maka bekerja sudah seharusnya ditunaikan dalam gembira.
Justru sebab kita tahu bahwa kerja kita bukanlah penentu dari apa yang kita nikmati, maka bekerja sudah seharusnya merupakan bentuk luapan syukur kita pada Dzat Yang Maha Bijaksana.
BACA JUGA:Â Syarat-syarat Bekerja dalam Islam
Bekerja adalah ibadah. Di antara makna itu, kesyukuran adalah hikmah yang besar.
“Bekerjalah kalian hai keluarga Dawud, sebagai kesyukuran. Dan sedikit sekali di antara hambaKu yang pandai bersyukur.” (QS. Saba’: 13).
Dawud, Raja Bani Israil dengan kekuasaan yang amat besar, wilayah yang luas, dan mu’jizat yang agung, rela berpayah-payah menempa besi untuk dijadikan zirah baja. Dengan membuat baju perang inilah, dengan tubuh berpeluh dan tangan yang cekatan, Dawud menafkahi diri dan keluarganya. Dari hasilnya ia makan, berpakaian, dan mencukupi penghidupan.
Keseluruhan amal beliau, dari munajat di separuh malam, puasa yang berselang-seling, hingga tangannya yang sibuk menempa; semua dia tunaikan dalam rangka mensyukuri Allah Yang Maha Pemurah. Amat sedikit hamba yang pandai bersyukur. Amat sedikit hamba yang seperti Dawud; raja yang tetap bekerja karena tahu bahwa apa yang dilakukannya adalah sebentuk kesyukuran terindah.
Bekerja adalah ibadah. Dan di antara makna itu, bekerja berarti menyempurnakan pengharapan kepada Allah. Sebab, tidak bekerja sering menjadikan seorang penganggur berharap-harap kepada makhluk. Mereka yang berharap hanya kepada Allah, bersandar padaNya, serta mengandalkan Dia, mewujudkan asanya dengan cara bekerja.
BACA JUGA:Â Iblis selalu Bekerja untuk Menggoda Manusia
Bekerja adalah ibadah. Dan di antara makna itu, bekerja adalah menata niat untuk menjadi jalan rezeki bagi diri dan sebanyak mungkin orang lain. Sebab kita tahu bahwa setiap makhluk dijamin rezekinya, dan bahwa jalan rezeki tak selalu melalui rencana-rencana diri, bahkan banyak kejutannya. Maka, melalui bekerja itu kita ingin berjuang untuk menjadi saluran Allah kala melimpahkan anugerah bagi siapa pun yang dikehendakiNya. Sebab, dengan menjadi jalan rezeki bagi diri dan sesama, ada pahala yang amat berharga.
Bekerja itu ibadah. Maka di antara maknanya adalah bahwa dalam payahnya ada rasa nikmat, dalam lelahnya ada rasa lezat. Sesuatu yang diperoleh dengan perjuangan, selalu punya nilai lebih bagi jiwa, jika dibandingkan dengan apa-apa yang datang sebagai pemberian tanpa usaha. []