DENGAN bekerja yang halal, kita akan terpandang di sisi Allah dan masyarakat. Ibnu Abbas menuturkan sebuah hadis, “Apabila Rasulullah SAW melihat seseorang, kemudian merasa takjub, maka beliau bertanya, Apakah ia bekerja? Jika orang-orang menjawab tidak maka laki-laki tersebut akan jatuh hina di mata beliau”. Rasul sudah mengingat kan “Jika seorang mukmin tidak memiliki kerja, maka ia akan hidup dengan mengandalkan hutangnya”.
Kisah berikut begitu jelas. Rasulullah SAW baru pulang dari peperangan. Ketika tiba di Madinah, beliau disambut banyak orang. Ada seorang penjual air mendekati Nabi SAW hendak mencium tangan beliau. Akan tetapi, Nabi SAW tidak mau menerimannya. Ketika bersentuhan tangan dengan orang itu, Nabi SAW merasakan tangannya kasar sekali. Lalu Nabi SAW bertanya, “Mengapa tanganmu kasar sekali?” Orang itu menjawab, “Ya Rasulullah, kerjaan saya ini membelahbatu setiap hari, dan belahan batu itu saya jual ke pasar, lalu hasilnya saya gunakan untuk memberi nafkah kepada keluarga saya, karena itulah tangan saya kasar”.
BACA JUGA: Pekerjaan Seperti Apa yang Bisa Menghapuskan Dosa?
Begitu melihat tangan yang kasar karena mencari nafkah yang halal, Rasulullah SAW menggenggam tangan itu dan menciumnya. “Hadzihi yadun la tamatsha narun abada”. Inilah tangan yang tak akan pernah disentuh oleh api neraka adalah tangan yang melepuh karena bekerja keras mencari penghidupan secara benar. Kulit yang dicintai ialah kulit yang menghitam karena terbakar terik matahari selagi bekerja.
Hal yang sama terjadi terhadap putri Rasulullah SAW, Fatimah Azzahra. Ketika Rasulullah tengah duduk bersama orang anyak, Fatimah datang, lalu Nabi SAW berdiri menyambut putrinya dan mengambil tangannya serta menciumnya. Mengapa Nabi SAW melakukan itu?
BAC AJUGA: Pekerjaan yang Dipuji oleh Rasulullah SAW
Ketika hendak berangkat ke masjid, Salman Al-Farisi mendengar tangisan anak-anak kecil, yaitu Hasan dan Husein, dari rumah Fatimah. Saat singgah di rumah itu, ia melihat sang ibu sedang sibuk menggiling gandum, dan tidak ada yang membantunya untuk mengurus anak-anaknya. Salman melihat tangan Fatimah kasar, melepuh karena setiap hari bekerja keras tanpa bantuan seorang pun.Fatimah Azzahra sudah terbiasa bekerja keras tiap hari sambil mengurus anak-anaknya, bahkan pernah bekerja merajut (memintal) benang di rumah orang Yahudi yang upahnya adalah sebungkus gandum yang kemudian dibuat roti untuk berbuka puasa. []
Sumber: Tangan-tangan yang Dicium Rasul/Syahyuti/Pustaka Hira/Depok/Oktober 2011