TUYUL sudah akrab di telinga masyarakat Indonesia. Ya, makhluk astral yang kerap digambarkan seperti bocah berkepala plontos ini ibarat momok karena suka mencuri uang tanpa ketahuan.
Terlepas dari ada atau tidaknya sosok misterius ini, ternyata kita bisa mengambil inspirasi dari tuyul. Jangan meniru keburukannya, yakni mencuri barang milik orang lain. Tetapi, ada pula yang mengambil sikap positifnya.
BACA JUGA: Wahai Para Suami, Bantulah Para Istri Kerjakan Pekerjaan Rumah
Ada yang mengatakan bahwa “kita harus bekerja seperti tuyul.” Bekerja di sini bukan berarti kita harus berprofesi sebagai pencuri. Tetapi, kita harus memiliki empat prinsip. Apa sajakah itu?
1. Tidak Usah Cari Perhatian
Mencari perhatian orang lain, itu bukan tuyul namanya. Sebab, perhatian tidak berpengaruh padanya. Kita pun bisa mengikuti sikap tuyul yang satu ini. Jangan sampai kita bekerja hanya untuk diperhatikan saja. Sebab, perhatian dari manusia itu belum tentu memberi perubahan dalam hidup kita. Apalagi, apa yang diinginkan oleh kita, yakni untuk diperhatikan itu tidak terpenuhi, boleh jadi kita menjadi patah semangat dalam bekerja. Sehingga, kita tak bisa bekerja dengan baik.
2. Tidak Harus Kelihatan
Ya, kita tahu bahwa cara kerja tuyul itu tidak terlihat. Hanya orang-orang tertentu saja yang bisa melihatnya. Begitu pula kita dalam bekerja jangan hanya selalu ingin dilihat orang. Bekerjalah dengan sepenuh hati. Jangan sampai kita semangat bekerja hanya ketika ada atasan atau bos saja. Tetapi, ketika kita seorang diri dalam ruang kerja pun, kita harus tetap giat dalam bekerja.
3. Tidak Butuh Pujian
Ketika tuyul bekerja, tentu tidak ada satu orang pun yang memujinya. Dan ia memang tidak butuh untuk dipuji. Nah, kita pun mesti bersikap demikian. Pujian itu bisa saja menjadi bumerang bagi kita. Ketika diri kita ingin dipuji, boleh jadi Allah tidak menyukainya, hingga Allah membuat kinerja kerja kita pun menjadi menurun, akibat rasa bangga diri yang berlebihan. Alhasil, bukanlah pujian yang didapat, melainkan cacian dan hinaan.
4. Tidak Gila Jabatan
Tuyul bekerja sebagaimana mestinya. Ia tidak memikirkan adanya kenaikan jabatan yang akan diperoleh jika mampu menghasilkan uang yang banyak. Begitu pula dalam pola berpikir kita. Kita bisa belajar dari tuyul yang tidak gila jabatan. Bekerjalah dengan sungguh-sungguh, bukan untuk memperoleh jabatan. Jika kita mampu bekerja dengan baik, sesuai dengan syariat Islam, maka insyaAllah, Allah akan menaikkan derajat kita. Dan masalah jabatan, itu menjadi hal kecil bagi Allah. Yang penting, kita niatkan ikhtiar, bekerja hanya karena Allah.
BACA JUGA: Hati-hati, Jangan Bekerja dengan 3 Pola Ini
Tuyul menerapkan keempat prinsip tersebut. Tapi, satu hal yang pasti, penghasilannya jelas. Tuyul mampu menghasilkan harta yang banyak dari usahanya itu.
Nah, jika kita mampu menerapkan keempat prinsip bekerja seperti tuyul itu, maka insyaAllah kita pun akan memperoleh hasil yang jelas. Tentunya, bekerjalah di jalan yang halal, tidak seperti tuyul, agar hasilnya pun halal dan bersih dari dosa. Tuyul meskipun banyak penghasilannya, tetapi tidak nyaman hidupnya. Sedang, jika bekerja di tempat yang Allah ridhai, maka hasilnya, meski sedikit akan terasa lebih berkah. Wallahu ‘alam. []