Oleh: Luthfi Hernumurti
luthfihernumurti@gmail.com
SUSAH memang jika manusia sudah terlalu sangat cinta akan kehidupan dunia yang sedang dijalaninya ini. Mereka akan menghalalkan segala cara agar kenikmatan yang sedang dirasakan tetap mereka rasakan dan terus bertambah. Tidak memikirkan lagi apakah cara tersebut halal yang penuh dengan keberkahan ataukah haram yang penuh dengan dosa dan laknat.
Baru-baru ini terungkap kasus di Indonesia bahwa salah satu biro travel haji dan umroh terbukti menggunakan uang dari peserta untuk kepuasan dirinya sendiri. Tidak tangung-tanggung jumlah yang digunakannya, mencapai angka ratusan milyar rupiah.
Sang pemilik memang terkenal akan gaya hidup yang glamour. Liburan ke luar negeri, beberapa mobil mewah, rumah mewah di beberapa lokasi, dan lainnya. Akan tetapi saat ini sang pemilik sedang berhadapan dengan kepolisian karena perilakunya tersebut.
Di atas adalah salah satu contoh perilaku orang yang cinta akan dunia. Masih banyak contoh lainnya yang mungkin ada disekitar kita semua. Atau bisa jadi kita secara tidak sengaja termasuk ke dalamnya. Naudzubillah
Terkait hal tersebut, Rasulullah SAW bersabda, “Akan terjadi masa yang mana umat-umat diluar Islam akan brkumpul di samping kalian semua wahai umat Islam, sebagaimana berkumpulnya orang-orang yag memakan hidangan makanan, kemudian salah seorang sahabat bertanya : apakah pada saat itu jumlah kami sedikit ya Rasulullah? Nabi menjawab : tidak,bahkan pada saat itu kalian dalam jumlah yang banyak, namun pada saat itu kalian bagaikan buih yang ada di lautan. Ketika itu Allah telah hilangkan dari musuh-musuh kalian rasa takut dan segan terhadap kalian, dan kalian terkena Wahn. Kemudian seorang sahabat bertanya kembali : Ya Rasulullah apa yang anda maksud dengan Wahn itu? Rasulullah bersabda : cinta dunia dan takut mati.” (HR Abu Dawud)
Cinta dunia adalah mencintai apa yang ada di dunia ini secara mendalam. Bahkan membuat kita lupa akan hakikat kita di ciptakan, yaitu untuk beribadah kepada Allah SWT. Kita terlalu sibuk mengejar kehidupan dunia yang fana ini dan lupa bahwa ada tempat yang lebih indah dari dunia ini. Benarlah firman Allah SWT di dalam surah Ali Imron ayat 14 yang artinya : “Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu : wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik (surga).” (QS Ali Imran : 14)
Memang benar bahwa kecintaan manusia ini cenderung kepada wanita, anak dan harta yang berlimpah. Dan ini menjadi ujian keimanan bagi kita kaum muslimin. Segala sesuatu yang kita lakukan akan dipertanggung jawabkan di hadapan Allah SWT kelak pada hari kiamat.
Jangan sampai kita mengumpulkan harta dengan cara yang haram seperti contoh diatas yang mengumpulkan harta dengan cara menipu. Dan jangan pula kita menumpuk harta kita dengan berlimpah, karena harta tidak akan pernah bisa kita bawa ke akhirat. Harta tersebut hanya akan dinikmati oleh ahli waris kita, kecuali kita menginfakkannya di jalan Allah untuk kepentingan kaum muslimin.
Dan cara untuk mencegah dari kecintaan berlebih kita terhadap dunia ini adalah dengan memahami ajaran agama kita, Islam. Orang dengan keimanan kuat dan mendalam akan lebih rendah terkena resiko wahn tersebut. Karena dia paham bahwa semua yang ada di dunia ini hanyalah sementara, tidak kekal abadi dan ada yang lebih dia inginkan yang surga Allah SWT.
Berbeda dengan orang yang kadar tingkat keimanannya lemah atau bahkan tidak beriman. Mereka akan mengejar dunia ini dengan sekuat tenaga dan menghalalkan segala cara. Jikalau bisa, seluruh waktu dan upaya tipu muslihat yang dia miliki akan digunakan untuk terus mencari kenikmatan dunia.
Orang-orang seperti ini biasanya akan sangat takut kepada kematian. Mau jalan saja harus menggunakan pengawal. Sakit sedikit, langsung menuju rumah sakit termahal untuk segera menyembuuhkan penyakitnya tersebut. Rela mengeluarkan uang banyak hanya untuk hal yang tidak bermanfaat.
Mereka lupa bahwa tidak ada satu pun yang dapat memberikan rasa aman kecuali Allah SWT. Lupa bahwa yang memberikan penyakit dan yang menyrmbuhkannya adalah Allah pula, sedangkan dokter hanyalah sebagai perantara semata. Meraka lupa bahwa harta yang didapat akan dipertanggung jawabkan, dari mana asalnya dan digunakan untuk apa harta tersebut.
Mereka inilah orang-orang yang sudah terkena penyakit Wahn, cinta dunia dan takut akan kematian. Padahal kematian adalah hal yang sangat diantikan oleh seluruh kaum mukminin karena akana bertemu dengan Allah SWT. []
Kirim RENUNGAN Anda lewat imel ke: islampos@gmail.com, paling banyak dua (2) halaman MS Word.