• Home
  • Disclaimer
  • Iklan
  • Redaksi
  • Donasi
  • Copyright
Senin, 13 Januari 2025
Islampos
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Berita
  • Cari
Tidak ada Hasil
View All Result
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Berita
  • Cari
Tidak ada Hasil
View All Result
Tidak ada Hasil
View All Result
Islampos
Home Dari Anda Opini

Belajar dari Persaudaraan Abdurrahman bin Auf dan Sa’ad bin Rabi’

Oleh Saad Saefullah
6 tahun lalu
in Opini
Waktu Baca: 3 menit baca
A A
0
Foto: Pinterest

Foto: Pinterest

10
BAGIKAN


Oleh: Siti Nur Rosifah
Mahasiswi Program Studi Ilmu Ekonomi Islam FEUI 2013, Peserta Program Pembinaan SDM Strategis (PPSDMS) Angkatan VII
sitinurrosifah@gmail.com

PERMISALAN kaum mukminin dalam saling mencintai, saling menyayangi, dan saling berlemah lembut seperti satu tubuh; apabila salah satu anggotanya sakit maka menjadikan seluruh tubuhnya demam dan tidak bisa tidur. (Muttafaqun ‘Alaihi)

Sendiri. Bayangkanlah ketika kita mengunjungi suatu tempat yang belum pernah kita kunjungi. Kita merasa sendiri dan tidak tahu harus berbuat apa di tempat itu dengan tanpa memiliki sedikitpun harta. Kita tidak mempunyai perbekalan, tidak mempunyai kawan, bahkan tidak mengetahui daerah dimana kita berada. Tiba-tiba, di saat yang seperti itu kita dipersaudarakan oleh seseorang yang begitu baiknya menganggap kita seperti saudaranya sendiri. Dia menawarkan setengah dari harta kekayaannya yang begitu banyak, bahkan menawarkan sesuatu yang amat dicintainya.

Adalah Abdurrahman bin Auf, sahabat Rasulullah yang hijrah dari Mekah ke Madinah tanpa membawa apapun. Sama seperti beberapa sahabat lainnya; Bilal dengan Abu Ruwaihah, Abu Bakar dengan Kharija bin Zaid, Umar dengan Itsban bin Malik, maka Abdurrahman bin Auf dipersaudarakan (taakhi) dengan Sa’ad bin Rabi’ oleh Rasulullah. Di awal kedatangannya di Madinah, Rasulullah mempersaudarakan kaum Anshar dengan kaum Muhajirin. Persaudaraan itu dilakukan tanpa melihat apakah mereka itu kaya atau miskin, tua atau muda. Rasulullah mempersaudarakan mereka atas dasar akidah Islam yang sama-sama dianut. Dalam persaudaraan tersebut, mereka memiliki hak dan kewajiban untuk saling membantu dan mengingatkan dalam hal kebaikan yang diridhoi Allah. Saling mendukung ketika salah satu dari mereka mengalami kesulitan.

ArtikelTerkait

Peta Hidup

Moderasi Beragama yang Beragam Menuju Indonesia Damai

Keistimewaan Umat Nabi Muhammad ﷺ

Fardu Ain Sebelum Fardu Kifayah

Abdurrahman bin Auf tentu merasa sangat bahagia dipersaudarakan dengan Sa’ad bin Rabi’. Sa’ad sendiri merupakan salah satu dari kaum Anshar yang paling kaya di Madinah. Kebun kurma, gandum, hingga unta dan domba yang dimilikinya sangatlah banyak. Berbeda dengan kondisi Abdurrahman bin Auf yang tidak memiliki apa-apa kala itu.

Ketika tiba di Madinah dan dipersaudarakan dengan Abdurrahman bin Auf, Sa’ad menawarkan harta yang dimilikinya itu kepada Abdurrahman. Sa’ad berkata kepada Abdurrahman, “Sesungguhnya aku adalah orang yang paling banyak hartanya di kalangan Anshar. Ambillah separuh hartaku itu menjadi dua. Aku juga mempunyai dua istri. Maka lihatlah mana yang engkau pilih, agar aku bisa menceraikannya. Jika masa iddahnya sudah habis, maka kawinilah ia..” Kemudian Abdurrahman menjawab, “Semoga Allah memberkahi bagimu dalam keluarga dan hartamu. Lebih baik tunjukkan saja mana pasar kalian?”.

Lihatlah betapa indahnya persaudaraan diantara mereka yang terjalin tanpa memandang harta. Sa’ad yang mempunyai banyak harta tidaklah merasa berat untuk membagi apa yang dimilikinya kepada saudaranya. Akan tetapi, dari sisi Abdurrahman yang ditawari harta tersebut pun tidak serta-merta menerima pemberian dari saudaranya dengan cuma-cuma. Abdurrahman lebih memilih untuk berusaha dengan meminta Sa’ad menunjukkan letak pasar.

Tidak mudah untuk bersikap seperti apa yang ditunjukkan oleh dua orang yang dipersaudarakan tersebut. Mengorbankan apa yang dimilikinya dan begitu dicintainya demi saudaranya. Dan tetap berusaha untuk bekerja dengan kemampuan kita sendiri dibanding menerima begitu saja pemberian saudaranya tanpa berusah, padahal pada saat itu Abdurrahman benar-benar tidak memiliki apapun dan tidak mengetahui daerah dimana ia berada. Abdurrahman tidak mau disuapi ikan terus menerus, ia hanya ingin diberi kail untuk memperoleh ikan dengan usahanya.

“Terimakasih saudaraku. Aku menghormati keputusanmu untuk membagi dua harta milikmu. Semoga Allah memberkahimu. Tapi aku tidak bisa menerimanya. Rasulullah mengajarkan ku untuk selalu hidup di atas kekuatan kaki ku sendiri. Sekarang aku hanya ingin kau mengantarkanku ke pasar. Aku akan berdagang,” kata Abdurrahman dengan santun. Kemudian Sa’ad mengantar Abdurrahman ke pasar Bani Qainuqa, pasar terbesar di kota Madinah.

Dalam kehidupan modern seperti saat ini, dimana banyak orang selalu melihat kedudukan orang lain berdasarkan harta yang dimiliki, sudah saatnya kita meneladani persaudaraan yang terjalin antara Abdurrahman bin Auf dan Sa’ad bin Rabi’. Persaudaraan yang memang dilandasi oleh keyakinan terhadap Allah yang begitu tinggi. Persaudaraan yang terjalin tanpa memandang materi. Persaudaraan yang membawa pada penguatan ukhuwah antarmuslim.

Ingatlah sabda Rasulullah yang diriwayatkan oleh Bukhari, “Salah seorang diantara kalian baru sempurna imannya manakala ia mencintai kepentingan saudaranya seperti mencintai kepentingan dirinya sendiri.” Maka, sebagai seorang muslim yang hidup di negara yang majemuk seperti Indonesia ini sudah sepantasnya kita berusaha mencintai kepentingan saudara kita sesama muslim jika mereka membutuhkan pertolongan. Jika memungkinkan, strategi yang dilakukan oleh Rasulullah untuk membuat taakhi dapat kita contoh di zaman ini. []

OPINI ini adalah kiriman pembaca Islampos. Kirim OPINI Anda lewat imel ke: islampos@gmail.com, paling banyak dua (2) halaman MS Word. Sertakan biodata singkat dan foto diri. Isi dari OPINI di luar tanggung jawab redaksi Islampos.

Share10SendShareTweetShareScan
Advertisements
ADVERTISEMENT
Previous Post

Dokter Ini Berhasil Melakukan Operasi setelah Urat Nadi Pasiennya Pecah

Next Post

Jika Lakukan Jual Beli …

Saad Saefullah

Saad Saefullah

Lelaki. Tidak terkenal. Menyukai kisah-kisah Nabi dan Para Sahabat.

Terkait Posts

Ciri Ikhlas, Ilmu, Iman dan Takwa, Peta Hidup

Peta Hidup

21 Desember 2024
Moderasi Beragama

Moderasi Beragama yang Beragam Menuju Indonesia Damai

11 Desember 2024
Mukjizat Nabi Muhammad, Umat Nabi Muhammad

Keistimewaan Umat Nabi Muhammad ﷺ

6 Desember 2024
Pembatal Shalat, Fardu Ain, Key Performance Indikator Shalat

Fardu Ain Sebelum Fardu Kifayah

28 November 2024
Please login to join discussion

Tulisan Terbaru

Barang Penting yang Wajib Dibawa Saat Mendaki Gunung

Jangan Sampai Terlupa dan Ketinggalan, Ini 9 Barang Penting yang Wajib Dibawa Saat Mendaki Gunung!

Oleh Haura Nurbani
13 Januari 2025
0

Cara Mengatasi Mimpi Buruk

Bagaimana Cara Mengatasi Mimpi Buruk?

Oleh Haura Nurbani
13 Januari 2025
0

Zina

Hukum Orang yang Zina menurut Islam

Oleh Dini Koswarini
13 Januari 2025
0

Jepang

Pembangunan Masjid di Yokohama Resmi Dimulai

Oleh Saad Saefullah
13 Januari 2025
0

Pembatal Shalat

10 Pembatal Shalat, Apa Saja?

Oleh Dini Koswarini
13 Januari 2025
0

Terpopuler

Waktu Terlarang Shalat Dhuha

Oleh Yudi
5 November 2023
0
Tips Agar Rajin Shalat 5 Waktu, Waktu Shalat Sunnah Shubuh, Hukum Shalat dalam Keadaan Menahan Lapar atau Keluar Angin, Perbedaan Shalat Lelaki dan Perempuan, Waktu Shalat Sunnah yang Dilarang, Shalat Khusus untuk Menambah Rezeki, Surat yang Dianjurkan saat Shalat Sunnah Fajar, Pembatal Shalat, bacaan rukuk, Shalat Rawatib, Cara Mengganti Shalat yang Terlewat, Hukum Orang Shalat di Bajunya Ada Najis, Shalat Tahajud, Hukum Shalat di Tempat yang Ada Patungnya, Tips Agar Bisa Shalat Tahajjud, Qadha Shalat Qabliyah Zuhur,, shalat dhuha, Keutamaan Shalat Dhuha, Ruku, Waktu-waktu Shalat Wajib, Syarat Shalat Qashar, Cara Taubat Pernah Tinggalkan Shalat, ibadah, Tata Cara Sholat Qobliyah Dzuhur,Hal yang Jangan Dilakukan di Dalam Sholat

Perhatikan ya soal waktu terlarang shalat Dhuha. 

Lihat LebihDetails

7 Penyebab Wajah Kelihatan Lebih Tua daripada Usia Sebenarnya

Oleh Yudi
12 Januari 2025
0
pikiran negatif, malu, iri dengki, penyakit, beriman, wajah, tua

Tidak membersihkan wajah secara teratur atau melewatkan rutinitas perawatan kulit dapat menyebabkan penumpukan sel-sel kulit mati.

Lihat LebihDetails

Cara Singkat Tulis ‘Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam ﷺ di Microsoft Word, Ini Dia

Oleh Saad Saefullah
19 Oktober 2024
1
Nabi Muhammad Keutamaan Membaca Sholawat, Waktu Terbaik Bershalawat, Sholawat, Ciri Fisik Rasulullah, Wasiat Nabi Sebelum Wafat, Cara Bershalawat yang Benar kepada Nabi, Keistimewaan Rasulullah, Kebiasaan Nabi Muhammad ﷺ, Rasulullah

Selain untuk membuat karakter shalawat tersebut, kita juga bisa membuat lafadz Allah (ﷲ), Muhammad (ﷴ), Basmalah (﷽), Jalla Jalaluhu (ﷻ)...

Lihat LebihDetails

4 Penyebab Datangnya Rezeki

Oleh Dini Koswarini
6 Januari 2025
0
Penyebab Datangnya Rezeki

Apa saja penyebab datangnya rezeki?

Lihat LebihDetails

9 Ayat Alquran tentang Isra’ Mi’raj

Oleh Eneng Susanti
4 Maret 2022
0
ayat alquran tentang isra' mi'raj, golongan yang mewarisi Alquran, cara Allah menyebut nabi Muhammad, hukum islam, kisah nabi isa dalam Alquran

Berikut ayat alquran tentang Isra’ Mi’raj tersebut:

Lihat LebihDetails
Facebook Twitter Youtube Pinterest Telegram

© 2022 islampos - Membuka, Menginspirasi, Free to Share.

Tidak ada Hasil
View All Result
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Berita
  • Cari

© 2022 islampos - Membuka, Menginspirasi, Free to Share.