TIDAK akan pernah selesai jika kita membicarakan tentang pemuda muslim dan peranannya. Telah sedemikian banyak kajian dan diskusi yang membahas tentang bagaimana peran pemuda-pemudi muslim saat ini khususnya ditengah krisis berkepanjangan yang melanda umat islam diseluruh penjuru nusantara.
Tapi pada akhirnya diskusi dan kajian itu malah melahirkan sebuah pertanyaan besar “bagaimana pemuda menyikapi kondisi umat yang tidak cenderung membaik dan malah semakin buruk kondisinya?” Ironis, pertanyaan ini tidak pernah terpecahkan oleh kita hingga saat ini. Apa penyebabnya?
BACA JUGA: Pemuda, Hindari Sifat Ini atau Engkau akan Menyesal di Hari Tua
Apakah ketidakmampuan kita ini merupakan kenyataan bahwa titik kelemahan masalah umat Islam saat ini ada pada pemuda itu sendiri yang saat ini semakin jauh dari nilai-nilai ajaran islam. Pemuda yang malu menunjukkan identitas keislamannya. Pemuda yang enggan memperhatikan lingkungan sekitarnya.
Jika kita kembali ke masa lalu, kita ingat Usamah bin Zaid pemuda yang pemberani di zaman Rasulullah alaihi wasallam. Di usianya yang belum genap 20 tahun itu, dia telah menjadi pemimpin pasukan dengan misi besar untuk menaklukkan Romawi, bangsa dengan kekuatan militer terkuat masa itu.
Di antara para prajuritnya tersebutlah nama besar Abu Bakar dan juga Umar bin Khattab. Tapi Rasulullah alaihi wasallam tidak bergeming dan tetap menunjuknya sebagai pemimpin dengan melihat potensi yang besar pada diri Usamah. Berangkatlah Usamah bersama pasukannya.
BACA JUGA: Meneladani sosok Uwais Al Qarni, Pemuda yang Sangat Berbakti
Akan tetapi di tengah perjalanan terdengar kabar bahwa Rasulullah alaihi wasallam wafat, namun hal tersebut tidaklah menyurutkan langkahnya untuk menaklukkan Romawi. Sesuai pesan Rasulullah alaihi wasallam sebelum pasukannya berangkat.
Hingga kemudian sejarah besar dicatat oleh Usamah bersama pasukannya tanpa rasa takut mengusung panji Islam menghadapi Romawi. []