PADA suatu hari, Aisyah Ra berkata, “Rasulullah Saw itu adalah seorang manusia yang paling lemah lembut, selalu senyum dan tertawa.”
Dalam kehidupan sehari-hari, beliau suka membantu istri-istrinya mengerjakan sesuatu yang biasanya menjadi tugas istrinya. Beliau suka menyapu rumah sendiri, membetulkan kasurnya yang sobek, dan menambal pakaian yang koyak.
Beliau memeras susu dengan tangannya sendiri. Mengurus keperluan dirinya sendiri, tanpa menyuruh orang lain. Beliau tak pernah kelihatan diam melamun di rumahnya. Di waktu makan pun, beliau selalu bersama-sama dengan keluarga dan para pelayannya.
BACA JUGA: Tujuh Kewajiban Suami terhadap Istri yang Jarang Disadari
Menurut Ali bin Abi Thalib Ra, “Nabi Muhammad adalah orang yang paling lapang dadanya, paling benar lidahnya, paling lembut tingkah lakunya, dan paling mulia pergaulannya.”
Tidak pernah beliau menyusahkan keluarganya dalam hal makanan, minuman, dan keperluan lain untuk kebutuhan rumah tangganya. Di waktu lapar, beliau hanya bertanya kepada istrinya, “Adakah makanan tersimpan pada kamu?” Jika ada, beliau makan dan jika sebaliknya, beliau diam.
Bila dalam perjalanan pun, beliau suka membantu para sahabatnya.
Kita sebagai ayah kadang hanya berpikir mencari nafkah untuk kehidupan keluarga, dan menganggap urusan mendidik dan mengurus anak adalah urusan ibu sepenuhnya.
Sehingga tidak jarang muncul masalah rumah tangga karena sang ayah menganggap sang ibu tidak becus saat anak-anaknya sakit, rapornya jelek, anaknya berantem, kecelakaan dsb.
BACA JUGA: Inilah Suami Para Wanita di Surga
Jika saja bertukar peran, mungkin kita para ayah baru akan menyadari bahwa mencari nafkah tidak sampe seujung kuku dibandingkan beratnya ngurus rumah tangga.
Seorang pemenang yang sesungguhnya adalah ketika dia mampu melawan amarahnya dengan kesabaran juga memaafkan dengan ketulusan. []