KERAGUAN dan mengangap diri kita adalah yang terbaik sering menyinggahi mereka yang memiliki kelebihan. Memandang orang lain hanya sebatas praduganya saja. Tanpa menelisik lebih jauh harta karun tersembunyi dalam diri orang lain.
Mungkin dua mata ini tidak melihat. Tapi Dia melihat. Mungkin telinga ini tidak mendengar. Tapi Dia tahu. Manusia hanya memiliki dua mata untuk melihat apa yang nampak di hadapannya. Namun ia juga memiliki hati, yang jika ia tajam ia bisa melebihi jangkauan batas indranya.
Mungkin hati ini tumpul dan sangat keras hingga sulit rasanya untuk melihat lebih jauh. Sulit memberi kepercayaan pada diri orang lain karena kata “AKU” telah berkarang dalam hatinya.
Sungguh setiap orang ingin hidupnya berarti. Semua orang ingin merasa dirinya penting dan punya makna. Kita pun demikian. Sebab itulah, setiap orang, bahkan mereka yang tidak mempertunjukannya ingin membuat dirinya menjadi berarti.
Mengapa mereka tak nampak? Mungkin saja mereka sedang menunggu rangsangan kecil dari kita untuk menjadi orang yang hebat.
Sehingga membuka kesempatan bagi mereka untuk tampil, dengan cara kita mempercayainya. Mempercayai adanya kebaikan yang tersembunyi dalam diri setiap orang. Dengannya kita bisa belajar mengenali kebaikan yang tidak terlihat.
Sumber: Dalam Dekapa Ukhuwah/Salim A. Fillah/Pro-U Media