Oleh: Juliana Fadhilah
Mahasiswi UPI Kampus Purwakarta
“Belajar ngaji kok bayar?”
Pertanyaan seperti itu sering kali dilontarkan seiring maraknya lembaga tahfidz di tanah air. Bukan hanya di kota besar saja, melainkan hingga desa kelurahan pun kini sudah ada. Seharusnya dengan begitu kita mengucapkan alhamdulillah bersama-sama.
Jika zaman nenek moyang kita dulu untuk dapat belajar mengaji itu sangat susah. Perlu pengorbanan yang luar biasa, terutama energi. Jarak sebegitu jauhnya ditempuh dengan jalan kaki, ditambah medan terjal membuat baju banjir peluh sebelum sampai. Pun karena ketidakadaan listrik, masing-masing anak harus membawa obor. Kini semua itu tinggal kenangan.
Dewasa ini, para orang tua semakin sadar akan pentingnya kebutuhan belajar mengaji si buah hati. Banyak pula yang bercita-cita agar anaknya kelak dapat menjadi hafiz/hafizah. Namun, sayangnya segelintir saja mau menunjang dengan finansial. Hingga terkadang cukup bisa baca Al-Quran tanpa dilandasi ilmu tajwid pun tak apa-apa. Padahal di situ letak pentingnya. Bagaimana bisa kita membaca tiapa huruf firman Allah sekedarnya saja? Yang ada bukan mendulang pahala, tapi menabung pundi-pundi dosa.
Ilmu tajwid itu penting dipelajari, sebab dengan menguasai ilmunya In Syaa Allah kita dapat membaca Al-Quran dengan baik dan benar, dalam artian tidak merusak maknanya. Nah, dengan belajar tahfidz ilmu tajwid pasti digali. Apalagi di sana bacaan kita akan ditahsin juga, agar menjadi penghafal Al-Quran dengan bacaan yang tartil.
Tak tergerakkah hati kita untuk mengeluarkan sebagian uang saku untuk kebutuhan anak menyangkut dunia dan akhiratnya?
Bukan. Ini bukan sebuah ajakan yang mewajibkan anak-anak Anda ikut serta dalam rumah tahfidz, karena sejatinya belajar mengaji itu tidak hanya ini tempatnya, tetapi pastinya kita menginginkan tempat terbaik.
Di beberapa kota bahkan pemerintahan setempat ada yang sudah menggalakkan perihal rumah tahfidz ini, dan tidak dipungut biaya sepeser pun. Lalu, tunggu apa lagi?
Sementara demi menunjang pendidikan formal sang anak, tangan kita dengan ringannya mengeluarkan uang yang tidak bisa dibilang sedikit. Katakanlah untuk les ini itu, yang menurut kabar di lapangan kebanyakan bukan dari kemauan anak itu sendiri, tapi obsesi orang tua yang ingin menunjukkan pada dunia bahwa anaknya memiliki kemampuan lebih di atas rata-rata anak pada umumnya.
Renungkanlah… mengirim anak ke rumah tahfidz atau semacamnya bukan hanya untuk kebutuhannya sendiri, melainkan kita selaku orang tua memang sudah seharusnya memberikan yang terbaik.
Rasulullah SAW bersabda: “Siapa yang membaca Alquran, mempelajarinya dan mengamalkannya, maka dipakaikan mahkota dari cahaya pada hari kiamat, cahayanya seperti cahaya matahari, kedua orang tuanya dipakaikan dua jubah (kemuliaan), yang tidak pernah didapatkan di dunia, keduanya bertanya: mengapa kami dipakaikan jubah ini? Dijawab “Karena kalian berdua memerintahkan anak kalian untuk mempelajari Alquran”. (HR. Al Hakim)
Jika tidak sampai menjadi hafiz/hafizah, In Syaa Allah anak-anak kita kelak di akhirat akan berkata, “Aku mempelajari Al-Quran karena dorongan orangtua. Maka bawalah keduanya bersamaku ke surga.”
Semoga setiap yang mempelajari Al-Quran dan menghafalkannya dipermudah jalannya oleh Allah. Aamiin. []
Kalijati, Agustus 2017