NABI Ayyub AS adalah seorang yang sangat kaya raya. Lalu Allah SWT mengujinya dengan mengambil semua hartanya. Bahkan tubuhnya pun diuji Allah dengan berbagai penyakit hingga tidak tersisa bagian tubuh Nabi Ayyub yang sehat, kecuali lisan dan hatinya, yang beliau pergunakan untuk berdzikir kepada Allah.
Akan tetapi, baliau terus bersabar dan mencari keridhaan-Nya, seraya terus berzikir kepada Allah siang dan malam, pagi dan petang.
Namun, penyakit ujian Allah belum akan berakhir. Lambat laun, orang-orang mulai menjauhinya. Orang-orang dekatnya pun mulai mengasingkannya. Ia pun diusir dari kampungnya dan hidup terasing dari manusia lain. Tidak ada satu pun yang masih merasa iba kepadanya, kecuali istrinya. Bagaimana pun ia harus menjaga hak suaminya, mengakui kebaikannya dan rasa kasih sayang Nabi Ayyub AS kepadanya.
Nabi Ayyub AS memiliki dua orang saudara. Suatu hari mereka datang menjenguknya. Akan tetapi, mereka tidak bisa mendekatinya karena bau yang menyengat. Mereka hanya berdiri dari kejauhan. Lalu salah seorang di antara mereka berkata kepada yang lainnya, “Seandainya Allah mengetahui ada kebaikan dalam diri Ayyub, niscaya ia tidak akan diuji sedemikian rupa.”
Mendengar perkataan mereka, Nabi Ayyub merasa sangat gelisah. Tidak pernah ia merasa gelisah seperti ini. Ia pun segera berdoa kepada Allah, “Ya Allah, jika Engkau tahu bahwa aku tidak pernah melewati satu malam pun dalam keadaan kenyang, sementara aku mengetahui kedudukan orang yang lapar, maka benarlah aku,” Tiba-tiba terdengar suara dari langit yang membenarkan perkataan Nabi Ayyub, dan mereka berdua pun mendengarnya.
Lalu Nabi Ayyub berkata lagi, “Ya Allah, jika Engkau tahu bahwa aku tidak memiliki pakaian kecuali dua helai saja, sementara aku mengetahui tempat orang yang telanjang, maka benarlah aku.” Tiba-tiba terdengar suara dari langit yang membenarkan perkataan Nabi Ayyub, dan mereka berdua mendengarnya.
Lalu nabi Ayyub AS berkata, “Ya Allah, dengan kemuliaanmu…”
Seraya ia menjatuhkan diri bersujud, “Dengan kemulian-Mu ya Allah, aku tidak akan mengangkat kepalaku selamanya, hingga Engkau angkat semua ujian ini dariku.” Dan Nabi Ayyub AS tidak mengangkat kepalanya, hingga beliau sembuh dan terbebas dari semua ujian Allah SWT.
Rasulullah SAW bersabda, “Tatkala Nabi Ayyub mandi dalam keadaan telanjang, tiba-tiba muncul belalang dari emas. Lalu Nabi Ayyub mengumpulkan dan memasukannya ke dalam baju. Maka Rabbnya memanggilnya, ‘Wahai Ayyub, bukankah Aku sudah memberimu kecukupan sebagaimana kau lihat?’ Ayyub menjawab, ‘Benar, Tuhanku. Tetapi aku tidak pernah merasa puas dari limpahan berkah-Mu.” (H.R. Bukhari [321) dan Nasa’i [409])
Allah SWT berfirman, “Hentikanlah dirimu; inilah air yang sejuk untuk mandi dan untuk minum” (QS. Shad [38]:42).
Maksudnya, tendanglah tanah dengan kakimu. Lalu beliau melaksanakan perintah Allah tersebut. Tiba-tiba Allah pancarkan mata air dingin. Lalu memerintahkan Nabi Ayyub AS agar mandi dan minum airnya. Seketika itu Allah menghilangkan semua penyakit yang diderita Nabi Ayyub AS lahir maupun batin. Allah menggantikan dengan kesehatan lahir dan batin, keindahan yang sempurna dan harta kekayaan yang melimpah ruah. Ia mendapatkan kembali hartanya, bahkan hingga belalang dari emas. []
Sumber: Jangan Berputus Asa dari Rahmat Allah/Ahmad Abduh ‘Iwadh/Salamadani