JAKARTA–Penyebaran wabah virus corona di seluruh dunia belum menunjukan penurunan. Namun menurut beberapa sumber ada yang mengatakan bahwa penyebaran virus ini diperkirakan melambat ketika memasuki musim panas.
Dikutip dari Daily Mirror, ilmuwan menjelaskan tentang keyakinan bahwa virus ini akan hilang pada musim panas.
Anggota Akademi Ilmu Pengetahuan Nasional di Inggris telah menulis surat ke Gedung Putih terkait apakah virus corona akan berhenti menyebar di iklim yang lebih hangat.
Dalam surat tersebut tertulis, “Ada beberapa bukti yang menunjukkan bahwa virus corona mungkin menular dengan kurang efisien di lingkungan dengan suhu dan kelembapan sekitar yang lebih tinggi. Namun mengingat kurangnya imunitas inang, secara global, pengurangan efisiensi penularan ini mungkin tidak mengarah, pada pengurangan penyebaran penyakit,” tulisnya.
Dalam surat itu mereka juga menjelaskan tentang studi wabah di China yang menunjukkan bahwa bahkan dalam kondisi yang hangat dan lembab virus itu masih menyebar secara eksponensial.
Oleh karena itu, peneliti meminta masyarakat untuk tidak bergantung pada cuaca hangat untuk mencegah virus corona atau Covid-19.
“Meskipun kita bisa berharap cuaca akan memberikan kontribusi pada pengurangan penularan, kita tidak bisa bergantung pada itu saja,” ujar Dr William Schaffner, seorang ahli dari Vanderbilt University Medical Center.
Menurutnya, masyarakat tetap harus mengutamakan jarak sosial untuk mengurangi penularan virus corona.
“Kita tetap harus mengutamakan jarak sosial dan langkah untuk mengurangi penularan,” katanya.
Sebelumnya, Donald Trump meyakinkan bahwa virus ini daat sedikit melambat pada musim hangat.
“Sepertinya pada bulan April, Anda tahu secara teori ketika iklim menjadi lebih hangat itu secara ajaib akan menghilang,” ujar Donald Trump.
BACA JUGA: Disangka Sakit Jantung, Jenazah Pasien Positif Corona di Bogor Dimandikan dan Dimakamkan Warga
Namun ucapan Trump tidak berdasarkan fakta ilmiah akhirnya diluruskan oleh ilmuwan melalui sebuah surat yang dikirim ke Gedung Putih.
Menurut keterangan temperatur di Eropa akan naik ke 25 derajat celcius, menjelang akhir April.
Kemudian di wilayah Indonesia dan Asia yang beriklim tropis akan segera memasuki musim panas pada awal Mei.
Namun, fakta ini tidak bisa dijadikan acuan bahwa virus corona akan lenyap pada saat pergantian cuaca, yang perlu diperhatikan adalah kita tetap waspada dan utamakan keselamatan. []