BANYAK orang tertipu karena mengira bangsa jin mengetahui yang gaib, terutama bagi mereka yang terjun dalam kancah sihir dan perdukunan. Akibatnya, kepercayaan dan ketergantungan mereka terhadap jin sangatlah besar sehingga menggiring mereka kepada kekufuran.
Mempercayai hal-hal yang gaib merupakan salah satu syarat dari benarnya keimanan, namun percaya jika jin tahu urusan gaib adalah sebuah kesalahan. Allah SWT berfirman:
BACA JUGA: Mendakwahi Jin, Mungkinkah?
الم. ذَلِكَ الْكِتَابُ لاَ رَيْبَ فِيْهِ هُدًى لِلْمُتَّقِيْنَ. الَّذِيْنَ يُؤْمِنُوْنَ بِالْغَيْبِ وَيُقِيْمُوْنَ الصَّلاَةَ وَمِمَّا رَزَقْنَاهُمْ يُنْفِقُوْنَ. وَالَّذِيْنَ يُؤْمِنُوْنَ بِمَا أُنْزِلَ إِلَيْكَ وَمَا أُنْزِلَ مِنْ قَبْلِكَ وَبِاْلآخِرَةِ هُمْ يُوْقِنُوْنَ. أُولَئِكَ عَلَى هُدًى مِنْ رَبِّهِمْ وَأُولَئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُوْنَ
“Alif laam miim. Kitab (Al-Qur`an) ini tidak ada keraguan padanya, petunjuk bagi mereka yang bertakwa. (Yaitu) mereka yang beriman kepada yang ghaib, yang mendirikan shalat, dan menafkahkan sebagian rizki yang Kami anugerahkan kepada mereka. Dan mereka yang beriman kepada Kitab (Al-Qur`an) yang diturunkan kepadamu dan kitab-kitab yang telah diturunkan sebelummu. Serta mereka yakin akan adanya (kehidupan) akhirat. Mereka itulah yang tetap mendapat petunjuk dari Rabb mereka, dan merekalah orang-orang yang beruntung.” (QS. Al-Baqarah: 1-5)
Syaikh Muhammad bin Sholih Al-’Utsaimin mengatakan bahwa jin tidak dapat mengetahui perkara-perkara gaib dan tidak ada seorangpun di langit dan di bumi yang mengetahui perkara-perkara gaib kecuali Allah. Bacalah firman-Nya:
َلَمَّا قَضَيْنَا عَلَيْهِ الْمَوْتَ مَا دَلَّهُمْ عَلَى مَوْتِهِ إِلَّا دَابَّةُ الْأَرْضِ تَأْكُلُ مِنسَأَتَهُ فَلَمَّا خَرَّ تَبَيَّنَتِ الْجِنُّ أَن لَّوْ كَانُوا يَعْلَمُونَ الْغَيْبَ مَا لَبِثُوا فِي الْعَذَابِ الْمُهِينِ (14) سورة سبأ.
“Maka tatkala Kami telah menetapkan kematian Sulaiman, tidak ada yang menunjukkan kepada mereka kematiannya itu kecuali rayap yang memakan tongkatnya. Maka tatkala ia telah tersungkur, tahulah jin itu bahwa kalau sekiranya mereka mengetahui yang gaib tentulah mereka tidak akan tetap dalam siksa yang menghinakan” (QS. Saba’: 14).
Dan barangsiapa yang mengaku mengetahui perkara-perkara gaib maka dia kafir dan orang yang membenarkan orang yang mengaku mengetahui perkara-perkara gaib maka dia juga kafir, karena Allah Azza wa Jalla berfirman:
قُل لَّا يَعْلَمُ مَن فِي السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ الْغَيْبَ إِلَّا اللَّهُ وَمَا يَشْعُرُونَ أَيَّانَ يُبْعَثُونَ (65) سورة النمل.
“Katakanlah: “Tidak ada seorangpun di langit dan di bumi yang mengetahui perkara yang gaib, kecuali Allah”, dan mereka tidak mengetahui bila mereka akan dibangkitkan” (QS. An-Naml: 65).
Tidak ada yang mengetahui hal yang gaib di langit dan di bumi kecuali Allah saja. Mereka yang mengaku bahwa dirinya mengetahui hal yang gaib yang akan terjadi pada masa yang akan datang semuanya termasuk perdukunan. Rasulullah SAW bersabda:
“Barangsiapa mendatangi tukang ramal/dukun lalu bertanya kepadanya tentang sesuatu dan membenarkan apa yang ia katakan, maka shalatnya tidak akan diterima oleh Allah selama 40 hari” (HR. Muslim no. 2203).
BACA JUGA: Wanita Dicintai Jin, Ini 10 Tandanya?
Jika ia membenarkanya maka dia menjadi kafir karena ia telah membenarkan ada seseorang yang mengetahui perkara gaib dan ia telah mendustakan firman-Nya:
قُل لَّا يَعْلَمُ مَن فِي السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ الْغَيْبَ إِلَّا اللَّهُ وَمَا يَشْعُرُونَ أَيَّانَ يُبْعَثُونَ (65) سورة النمل.
“Katakanlah: “Tidak ada seorangpun di langit dan di bumi yang mengetahui perkara yang gaib, kecuali Allah”, dan mereka tidak mengetahui bila mereka akan dibangkitkan” (QS. An-Naml: 65). []
SUMBER: QURANDANSUNNAH