MESKI pada umumnya yang memakai celak adalah kaum perempuan, namun tidak sedikit dari kaum laki-laki yang juga memaki celak. Bercelak termasuk bagian dari berhias diri untuk memperindah mata. Sebenarnya, bagaimana hukum bercelak bagi laki-laki dalam Islam?
Meski bercelak lebih banyak dilakukan oleh perempuan dan lebih identik pada mereka, namun tidak ada larangan bercelak bagi laki-laki dalam Islam. Bercelak tidak termasuk perbuatan tasyabbuh bin nisa’ atau menyerupai perempuan dalam berhias.
BACA JUGA: Rahasia 7 Sunnah Nabi, oleh KH Arifin Ilham
Fatwa Syaikh Muhammad bin Shalih Al Utsaimin
“Bercelak ada 2 macam, yang pertama bercelak untuk menguatkan pandangan, mengobati rabun, atau untuk membersihkan pandangan mata tanpa bermaksud untuk berhias maka tidak mengapa, bahkan ini dianjurkan. Karena Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam menggunakan celak pada kedua mata beliau. Lebih baik lagi jika memakai itsmid.
Jenis kedua, bercelak dengan tujuan untuk berhias. Jenis ini berlaku bagi wanita. Karena seorang wanita dianjurkan mempercantik diri untuk suaminya. Adapun bagi laki-laki, terdapat beberapa pertimbangan dan aku tawaqquf dalam hal ini. Namun perlu dibedakan antara lelaki yang masih muda dengan lelaki yang sudah tua. Bagi pemuda yang dikhawatirkan dapat menimbulkan fitnah jika bercelak, maka sebaiknya tidak dilakukan. Sedangkan orang yang sudah tua, tidak dikhawatirkan lagi dapat menimbulkan fitnah maka tidak dilarang.” (Fatwa Syaikh Al Utsaimin dalam As’ilah Al Usroh Al Muslimah)
Fatwa Syaikh Abdul ‘Aziz bin Baz
Seorang lelaki mu’min tidak boleh meniru wanita dengan memakai pacar kuku atau yang lainnya. Walaupun hal tersebut sudah menjadi kebiasaan di masyarakat, ia tetap tidak boleh melakukan perbuatan yang terdapat unsur meniru wanita. Karena terdapat hadist:
“Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam melaknat laki-laki yang menyerupai wanita dan melaknat wanita yang menyerupai laki-laki.”
Adapun memakai celak, maka tidak mengapa. Karena memakai celak itu disyari’atkan bagi laki-laki dan wanita dengan kadar yang sama. Maka seorang laki-laki boleh memakai celak pada kedua matanya. Dan celak itu baik dan bermanfaat. Terdapat hadits,
“Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam biasa memakai celak.”
Maka hukumnya boleh. (Majmu’ Fatawa Syaikh Ibn Baz, 29/48)
Memakai celak adalah sunnah Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam. Terdapat hadits shahih,
“Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam biasa memakai celak 3 kali pada setiap matanya.” Maka memakai celak termasuk sunnah, lebih baik lagi jika memakai itsmid.” (Kaset Nuurun ‘Ala Ad Darb)
BACA JUGA: Salah Satu Sunnah Puasa: Tinggalkan Kata-kata Kotor
Dari Abdullah bin Abbas, Rasulullah SAW bersabda,
“Sesungguhnya Nabi Saw bercelak dengan istmid (batu hitam yang biasa digunakan untuk bercelak), setiap malam tetkala menjelang tidur, dan beliau bercelak tiga kali pada setiap matanya.” (HR Imam Ahmad)
Melalui hadis terakhir ini, ulama Syafiiyah berpendapat bahwa bercelak dengan batu celak itsmid adalah sunnah. Hal ini sebagaimana disebutkan dalam kitab Kasysyaful Qina’ ‘an Matnil Iqna’ berikut,
Hadis ini menjadi bagian dari dalil yang digunakan ulama Syafiiyah atas kesunnahan bercelak dengan batu itsmid. Tentunya kesunnahan bercelak ini berlaku baik bagi laki-laki maupun perempuan. Sehingga jika laki-laki bercelak tidak dianggap sebagai tasyabbuh bin nisa’ atau menyerupai perempuan dalam berhias. Meskipun saat ini bercelak lebih identik pada perempuan. Wallahu a’lam bis shawab. []