KETIKA kita pertama kali membaca kata jihad maka yang terbesit di dalam pikiran yaitu tentang peperangan, pertumpahan darah, dan sebagainya. Namun sebenarnya jihad tidak harus selalu masalah perang.
Pengertian jihad adalah berjuang di jalan Allah dengan sungguh-sungguh. Maka para pelajar yang belajar dengan sungguh-sungguh juga dapat dikatakan sedang berjihad.
BACA JUGA: Dakwah dan Jihad Sahabat Bernama Abu Musa Al-Anshari
Lantas mengapa belajar bisa dibilang sebagai jihadnya para pelajar? Karena tugas dari para pelajar adalah menuntut ilmu. Allah SWT menyukai orang yang berilmu dan ilmu didapatkan dengan belajar. Maka tidak heran jika belajar merupakan bagian dari jihad.
Selain itu terdapat dalil Alquran di dalam Surat Mujadilah: 11, menjelaskan keutamaan menuntut ilmu, yaitu:
يَرۡفَعِ ٱللَّهُ ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ مِنكُمۡ وَٱلَّذِينَ أُوتُواْ ٱلۡعِلۡمَ دَرَجَـٰتٍ۬ۚ
Artinya:
“Niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat,” (Q.S. Mujadilah :11).
Dalam salah satu hadistpun di sebutkan bahwa Allah akan memudahkan jalan menuju syurga:
“Barangsiapa yang berjalan menuntut ilmu, maka Allah mudahkan jalannya menuju Surga. Sesungguhnya Malaikat akan meletakkan sayapnya untuk orang yang menuntut ilmu karena ridha dengan apa yang mereka lakukan. Dan sesungguhnya seorang yang mengajarkan kebaikan akan dimohonkan ampun oleh makhluk yang ada di langit maupun di bumi hingga ikan yang berada di air.
BACA JUGA: Pelajar Muslim Inggris Serukan Jihad Lawan Virus Corona
Sesungguhnya keutamaan orang ‘alim atas ahli ibadah seperti keutamaan bulan atas seluruh bintang. Sesungguhnya para ulama itu pewaris para Nabi. Dan sesungguhnya para Nabi tidak mewariskan dinar tidak juga dirham, yang mereka wariskan hanyalah ilmu. Dan barangsiapa yang mengambil ilmu itu, maka sungguh, ia telah mendapatkan bagian yang paling banyak,” (Diriwayatkan oleh Ahmad (V/196), Abu Dawud (no. 3641), at-Tirmidzi (no. 2682), Ibnu Majah (no. 223), dan Ibnu Hibban (no. 80 al-Mawaarid), lafazh ini milik Ahmad, dari Shahabat Abu Darda’ radhiyallaahu ‘anhu).
Sesungguhnya menuntut ilmu itu tidak dibatasi oleh usia. Karena pada hakikatnya, menuntuk ilmu harus dilakukan sepanjang hayat manusia. []
SUMBER: MUSLIM.OR.ID