PERNAHÂ mendengar pernyataan bahwa orang yang memakai kacamata lebih pintar dari orang yang tidak berkacamata?
Menarik. Sebuah studi yang dipublikasikan jurnal Ophthalmology baru-baru ini menunjukkan, orang berkacamata karena miopia atau rabun jauh nyatanya memang lebih pintar.
Hal ini didasarkan pada pengamatan peneliti dari University Medical Centre Mainz, Jerman terhadap 4.685 responden yang diminta melakukan pemeriksaan mata dan tes genetik. Mereka juga mengisi survei tentang gaya hidup.
BACA JUGA:Â Tips Berhijab buat Muslimah Berkacamata
Ternyata rata-rata atau 60,3 persen lulusan sekolah dasar dan menengah di Jerman mengalami rabun jauh dan juga berkacamata. Dalam studi ini digunakan indikator lama pendidikan dasar menengah di Jerman, yakni 13 tahun.
Namun ketika dibandingkan dengan mereka yang hanya menempuh pendidikan selama 10 dan 9 tahun, jumlah pengidap rabun jauhnya juga lebih rendah.
Pada responden yang hanya bersekolah selama 10 tahun, jumlah pengidap rabun jauhnya 41,6 persen; sedangkan pada mereka yang bersekolah 9 tahun, hanya 27,2 persen yang lulus dengan kondisi mata rabun jauh. Demikian seperti dilaporkan Huffington Post.
Peneliti juga membandingkan mereka dengan responden yang tidak pernah lulus sekolah menengah dan rabun jauh. Ternyata jumlahnya tak lebih dari 26,9 persen.
Kondisinya juga tak jauh berbeda pada lulusan universitas. Lebih dari separuh (53 persen) lulusan universitas mengalami rabun jauh, sedangkan lulusan SMA yang rabun jauh hanya 34,7 persen dan mereka yang tidak pernah mengikuti pelatihan profesional apapun dan mengalami rabun jauh juga hanya 23,9 persen.
“Di masa lalu, rabun jauh diyakini karena faktor genetik. Tapi begitu hasil studi ini kami bandingkan dengan 45 penanda genetik yang berkaitan dengan rabun jauh, ternyata tingkat pendidikan jauh lebih menentukan risiko cacat mata ini,” ungkap peneliti Dr Alireza Mirshahi.
Dengan kata lain, mereka yang memakai kacamata rata-rata memang lebih pintar karena mengenyam pendidikan lebih tinggi atau duduk di bangku sekolah lebih lama.
Mirshahi bahkan memprediksi pada rentang usia yang lebih muda, kecenderungan rabun jauhnya diyakini lebih tinggi karena masifnya penggunaan gadget.
BACA JUGA:Â Pentingnya Menjaga Kesehatan Mata, Lakukan 3 Hal Ini
Apalagi di Asia Timur, di mana angka penyandang rabun jauh tergolong yang tertinggi di dunia.
Menanggapi kondisi ini, Mirshahi punya trik untuk mencegah atau mengurangi risiko komplikasi dari rabun jauh, yaitu dengan memperbanyak aktivitas outdoor atau di luar ruangan.
“Jika kita sering keluar rumah dan mencoba mengubah pandangan dari dekat ke jauh, maka otot bola mata juga akan ‘berolahraga’. Inilah yang nantinya akan mencegah terjadinya rabun jauh,” sarannya. []