Oleh: Fadly Mudaz Zen
SAYA mendengar banyak prihal cara mencari rezeki, strategi mengundang rezeki, bahasa populernya adalah cara menjadi “kaya”. Bahkan ditambahkan dengan kata “berkah”.
Saya ingat sebuah hadits yang intinya adalah, “barang siapa yang mau panjang umurnya dan luas rezekinya maka sambunglah silaturrahmi”.
Barangkali maksudnya rezeki itu datang dari sebuah “Relationship” yang mutual dan bermutu pastinya.
BACA JUGA:Â Beda Gaji dengan Rezeki
Coba test dulu, “siapa punya uang?”
Pasti setiap orang punya. Yang membedakan adalah nominalnya.
“Dari mana didapat uang itu?” jawabannya berbeda-beda.
Yang pasti semuanya didapat melalui tangan atau wasilah orang lain. Baik itu dagang, service fee, gaji, komisi atau pemberian langsung.
Kecuali “Nemu di jalan” ini tak masuk itungan karena “Nemu” tidak bisa dijadikan profesi, sama seperti tak ada profesi “Manager Penemuan”.
Maka semua pastinya didapat melalui orang lain. Artinya di sini rezeki datang karena kita “kenal” atau “kenalan”.
Intinya perihal datangnya rezeki karena sebuah “relationship”.
Bukankah rezeki kita yang pertama seringkali datangnya dari orang tua, paman, kakak, adik, teman dekat?
Nah di sini sambungannya antara “rezeki” dan “kenal”.
BACA JUGA:Â 10 Pembuka Pintu Rezeki Setiap Hari
Maka bagaimana kita bisa dapat rezeki kalau kita tak mau kenal, tak mau membangun perkenalan dan kedekatan.
Bagaimana mungkin rezeki datang kalau kita tidak mau membangun “relationship” yang bahasa populernya sekarang adalah “jaringan” atau “link”?
So, membangun jaringan sebenarnya adalah membangun silaturrahmi. Orang yang kaya pasti karena silaturahminya hebat, jaringannya luas, dan dia pandai membangun silaturahmi itu sendiri menjadi silaturahmi yang bermutu sehingga akhirnya menjadi hubungan yang “mutual”.
Bagaimana dengan silaturahim Anda? []