Tanya:
Apakah ada hadits yang menerangkan ukuran Hilal minimal harus 2 derajat dari permukaan bumi, baru dikatakan masuk bulan Ramadhan? Setahu saya ada hadits yang berbunyi “Berpuasalah kamu karena melihat bulan dan berbukalah kamu karena melihat bulan pula, apabila cuaca mendung maka sempurnaknlah bulan sya’ban menjadi 30 hari.”
Apakah hadits tersebut ada kriteria tentang ukuran-ukuran bulan berapa derajat untuk menentukan awal bulan baru, atas jawabanya saya ucapkan terima kasih.?
Jawab:
Dalam laman pribadinya, Buya Yahya menjelaskan hal tersebut. Berdasarkan hadits Rasulullah SAW bahwa pergantian bulan adalah ditandai dengan hilal atau sering dikenal Ru’yatul Hilal, seperti disebutkan oleh Rasulullah : صُوْمُوْا لِرُؤْيَتِهِ وَأَفْطِرُوْا لِرُؤْيَتِهِ
Ini sangatlah sederhana tidak pelik dan rumit. Bisa kita katakan tanpa syarat, tidak perlu keahlian ilmu yang khusus. Itulah kemudahan syariat Islam. Akan tetapi ilmu cara melihat bulan itu berkembang.
Dalam menentukan hilal awal Ramadhan, para ulama memadukan ilmu Falak/Hisab. Maka penjelasan dari mereka para Ulama tentang cara Ru’yatul Hilal yang semula tidak bersyarat menjadi bersyarat. Seperti minimal 2 derajat sebab jika kurang dari 2 derajat tidak mungkin hilal terlihat.
Jika kita perhatikan syarat-sayarat yang disebutkan oleh pakar ilmu Falak tentang cara melihat Hilal tidak bertentangan dengan hakikat cara melihat Hilal yang alami atau dengan mata telanjang, bahkan syarat-syarat tersebut lebih mempunyai makna membantu, menjelaskan dan mengukuhkan cara melihat Hilal secara alami, jadi syarat-syarat tersebut sangatlah boleh untuk kita patuhi dan kita dengar.
Wallahu A’lam Bish-Showab. []
Sumber: Al-Bahjah