DALAM kehidupan berkeluarga tak selamanya berjalan mulus dan tanpa masalah. Ada kalanya perselisihan dan pertengkaran menghiasi antar anggota keluarga. Adapun masalah yang paling sering terjadi adalah pertengkaran antar saudara atau kakak dengan adik.
Tak jarang orangtua ikut pusing menghadapi pertengkaran anak-anaknya. Jika orangtua bijak dan dan tak memihak pertengkaran bisa diredam. Namun jika sebaliknya, maka yang terjadi adalah semakin memperkeruh keadaan. Bahkan bisa berakhir dengan saling membenci.
Nah, wajarkah kakak-adik bertengkar, berselisih lalu saling membenci?
BACA JUGA: Tolonglah Saudaramu, Niscaya Allah…
“Pertengkaran antar saudara kandung biasanya disebabkan oleh berbagai faktor seperti kecemburuan, kebencian satu sama lain atau daya saing saat berada di rumah. Dan hal itu biasa terjadi,” ujar Gill Hines, seorang konsultan pendidikan, seperti dikutip dari Telegraph.
Membenci saudara sendiri, ya ‘tergantung’
Puri Rahayu, salah seorang Guru di sebuah SD Negeri di Karawang menuturkan pengalamannya ketika ia berselisih dengan saudaranya. Menurutnya, hubungan kakak-adik harus terjalin harmonis.
“Kakak dan adik seharusnya bisa harmonis. Berapapun perbedaan jenjang usianya dan apapun jenis kelaminnya ya tetep harus harmonis,” ujarnya.
Puri juga tidak menampik jika dalam hubungan kakak-adik kerap terjadi masalah dan perselisihan. Adapun ketika terjadi pertengkaran, sebaiknya tidak melibatkan orangtua.
“Ketika menghadapi masalah atau saat kami bertengkar, yang pasti enggak bawa orangtua dulu. Cukup ini antara saya dan saudara saya. Kalau memang masalahnya berat, maka orangtua mau tak mau ya harus tahu permasalahan saya dengan saudara saya. Adapun ketika terjadi pertengkaran hebat, karena saya sebagai kakak, saya harus mencari jalan untuk berbaikan. Jangan sampai bermusuhan trlalu lama. Kakak-adik memang jangan bermusuhan telalu lama. Semarah-marahnya saya kepada adik saya, ya cukup waktu itu saja. Lalu ya harus menjalin hubungan yang lebih baik,” papar guru SD kelas V ini.
Menurut Puri, membenci saudara sendiri adalah hal yang sulit. Karena ia berpendapat bahwa kakak-adik tidak boleh saling membenci. Tapi tidak untuk masalah yang menyangkut perilaku terhadap orangtua.
“Jika ditanya wajarkah membenci saudara sendiri? Jawabannya ya tergantung. Kalau saudara saya itu menyakiti orangtua, saya akan membencinya. Tapi lebih ke membenci perilakunya. Kan gak mungkin kita membenci saudara sendiri. Sesama saudara harus saling mengingatkan dan menasihati,” kata Puri.
BACA JUGA: Kenapa Allah Membenci Sifat Bohong
“Kalau saya cara berbaikan dengan saudara cukup dengan bicara, sih, ngobrol berdua dengan santai. Biasanya kalau masalah mereda, barulah kita mulai menyapa satu sama lain. Biasanya tidak ada kata ‘maafin aku ya,’ jadi lebih ke ngobrol biasa aja untuk berdamai,” tutupnya.
Nasihat bagi yang tidak akur atau bahkan membenci saudaranya
Setiap yang terjadi pada diri kita maupun keluarga kita, semuanya sudah ditetapkan Allah. Jika memang saat ini Anda tengah bertengkar atau membenci saudara sendiri, maka yakinlah itu ujian dari Allah SWT.
“Ya kita mah harus meyakini bahwa semua yang terjadi telah diatur Allah. Allah yang mengatur kan? Bagaimana keadaan ibu, bapak, kakak, semua itu sudah diatur. Berarti itu ujian dari Allah untuk kita. Kalau pas baik kita bersyukur, kalau pas begini (buruk) kita harus bersabar. Berarti ini ujian. Maka kita tidak boleh benci (kepada saudara sendiri),” ungkap Ustaz Muhaimin, seorang pengajar di salah satu sekolah Islam ternama di Purwakarta, Jawa Barat.
“Bahkan Rasulullah juga dibenci oleh Abu Jahal, tapi Rasul berbuat baik kepada mereka. Maka dari itu orang yang hebat bukan orang yang berbuat baik kepada orang yang baik, itu biasa. Tapi orang yang hebat dan istimewa itu adalah orang yang berbuat baik kepada orang yang tidak berbuat baik,” ujarnya.
BACA JUGA: Benci Seperti Apa yang Diperbolehkan dalam Islam?
Tetap berbuat baik kepada saudara meski tengah dirundung masalah adalah sebuah amal shaleh dan mendatangkan kebaikan. Sebaliknya kebencian terhadap saudara sendiri hanya akan berakhir dengan perpecahan
“Dan ketika kita sukses menghadapinya dengan santun dan terus mendoakan saudara kita, nah itu akan menjadikan kebaikan buat kita. Justru kalau benci mah, takut-takut dia (saudara kita) benci, kita juga benci lalu setan justru masuk di sana. Ya sudah nanti jadilah perselisihan dan perpecahan dalam keluarga. Yang bagus mah kita berpedoman kepada Rasulullah. Beliau bersabda ‘berbuat baiklah kepada orang yang berbuat baik dan berbuat baiklah kepada orang yang berbuat jelek kepada kita,” pungkas Ustaz Muhaimin. []
REDAKTUR: SODIKIN MAULANA