SUBANG. Bendri Jaisurrahman, ustadz muda yang konsern terhadap urusan keluarga, menyatakan bahwa untuk menjadikan anak-anak Muslim generasi Rabbani di era masa kini maka diperlukan pemahaman tersendiri dari orangtua.
Hal ini disampaikan oleh Bendri dalam Kajian Parenting Walisantri SMP Quran Ma’rifatussalam (MS), Subang Jawa Barat, Ahad (13 Agustus 2017). Kepada sekitar 500 orangtua walisantri MS, Bendri mengatakan bahwa menjadikan anak sebagai generasi Rabbani artinya menjadikan anak-anak tangguh.
Anak tangguh tiga ciri. Pertama, tidak berkeluh kesah menghadapi kesiltan. Kedua, tangguh melewati ujian syahwat. Dan ketiga, tangguh menghadapi amarah mereka.
“Model anak tangguh dalam Quran yaitu Surat Yusuf. Anak tangguh berasal dari karakteristik Nabi Yusuf,” papar Bendri.
Bendri menjelaskan bahwa dari Nabi Yusuf, sangat tangguh menghadapi ujian-ujian dari saudara-saudaranya. Yang kedua, Nabi Yusuf juga tangguh ketika menghadapi ujian syahwat yang datang dari Zulaikha. Di era siber, gambar wanita itu tersebar dimana-mana. Dan ujian kemarahan Yusuf terjadi ketika setelah menjadi Raja bertemu dengan saudara-saudaranya namun Nabi Yusuf memaafkan saudara-saudaranya.
Menurut Bendri, ada perbedaan besar antara orangtua dan anak-anak saat ini. “Dulu ketika anak menangis, orangtua akan menghibur dengan gerakan dna pelukan. Tapi sekarang anak menangis, orangtua memberikan solusi menonton Upin dan Ipin atau BoboiBoy,” ujar Bendri. “Sehingga ketika dewasa, anak ketika punya masalah dia akan lebih banyak menuliskannya di media sosial, bukan mencari orang tua.”
Maka dari itu Bendri menegaskan bahwa orangtua harus terlibat dalam semua proses bagaimana anaknya menjadi seorang penghafal Quran di era siber seperti sekarang. ()