Oleh: Salis Fathu Rohmah
Mahasiswi Jurusan Statistika Universitas Airlangga, salisfathur@gmail.com
Beberapa hari terakhir masyarakat diresahkan dengan kemunculan aplikasi yang mengajak orang Indonesia untuk nikah sirri. Nikahsirri.com menjadi kontroversi apalagi kehadirannya yang menawarkan jasa yang tidak biasa, yaitu lelang keperawanan.
Dengan dalih “Mengubah Zina Menjadi Ibadah”, aplikasi tersebut disinyalir merupakan bisnis perdagangan manusia berkedok agama. Pasalnya setiap orang yang ingin bergabung menjadi klien harus membeli koin mahar yang setiap 1 koinnya dihargai seratus ribu rupiah. Minimal 1 koin harus dimiliki klien untuk bisa melihat dan memilih orang untuk dinikahi yang mereka sebut sebagai mitra.
Aris Wahyudi sebagai pelaku dan owner aplikasi ini mengaku bahwa dia ingin membantu orang lain untuk mendapatkan jodoh. Namun menurut Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Yohana menyebutkan bahwa ini adalah salah satu bentuk eksploitasi kaum Perempuan.
Beruntung pihak berwajib segera melakukan pemblokiran dan menangkap pelaku beberapa hari setelah aplikasi tersebut diluncurkan pertama kali. Tersangka dikenai UU ITE dan UU Pornografi dengan ancaman 6 tahun penjara.
Sebelumnya Aris juga pernah membuat aplikasi transportasi UberJek yang serupa dengan Go-Jek dan Uber. Terakhir diketahui juga bahwa Aris juga pernah bekerja di LAPAN. Dia salah satu yang dibiayai untuk sekolah diluar negeri.
Pelaku adalah seorang yang pintar, namun ironis dia menggunakan kepintarannya untuk hal yang hina. Begitulah ilmu jika tanpa dilandasi keimanan. Dia akan menggila hanya mementingkan urusan dunia sesaat. Seolah tak mengenal adanya hari esok untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya.
Walaupun beredar berita bahwa pelaku mengalami gangguan jiwa saat meluncurkan bisnis seks tersebut, namun faktanya banyak pengikut aplikasi gila ini sungguh sangat menyesakkan dada.
Hanya dalam kurun waktu 4 hari, sebanyak 3000 orang menggunakan aplikasi ini untuk melakukan transaksi hina tersebut. Apa yang dipikirkan para follower gila ini ketika mendaftarkan dirinya sebagai mitra maupun klien. Pastinya hanya untuk memuaskan hawa nafsunya. Demi uang mereka mau melelang kehormatannya. Demi kenikmatan sesaat mereka berbondong-bondong rela membayar berapa pun harga yang ditawarkan.
Bisnis seks berkedok agama ini bisa saja membuat seseorang tergiur untuk mencobanya. Karena program tersebut membuat seolah benteng keharaman yang menjadi penghalang telah tiada. Membuat seorang yang tak mengenal iman, tak pernah mempelajari agamanya bisa masuk dalam jurang yang hina tersebut. Na’udzubillah min dzalik.
Jangan sampai diri kita juga menjadi bagian dari yang terpeleset dalam jurang yang sama. Meski dibungkus cantik atas nama ibadah janganlah sampai tergoda melakukan maksiat semisal. Untuk itu perlu kita membentengi diri dengan iman dari segala maksiat yang meraja lela. Apalagi di tengah kondisi orang-orang beramai-ramai melakukan kesesatan. Sudah sepatutnya kita tetap taat dengan selalu mengkaji dan menjalannya perintahNya. Wallahu a’lam.[]