ADA beberapa bentuk kedzaliman yang dapat mendatangkan murka Allah SWT, oleh sebab itu agama Islam menganjurkan umatnya untuk tidak berbuat dzalim. Karena perbuatan dzalim merupakan salah satu akhlak tercela yang tidak disenangi Allah SWT.
Dzalim artinya menempatkan sesuatu tidak pada tempatnya. Perilaku dzalim merupakan salah satu perbuatan yang Allah haramkan bagi setiap hamba untuk mengerjakannya. Allah SWT bahkan menyebutk akan memberi azab bagi setiap hambanya yang berbuat kedzaliman.
Dalam satu rriwayat qudsi disebutkan:
“Wahai hamba-hambaKu, Aku haramkan kedzaliman pada diriKu sendiri, dan jadikan suatu hal yang diharamkan pada kalian, oleh karena itu janganlah kalian saling mendzalimi.” (HR. Ahmad)
Hal ini juga ditegaskan dalam firmannya:
“Barang siapa diantara kamu berbuat dzalim, niscaya kami rasakan kepadanya azab yang besar.” (QS. Al-Furqan:19)
Rasulullah juga bersabda dalam haditsnya:
“Kedzaliman dibagi tiga. Dzalim yang tidak akan diampuni oleh Allah SWT, kedzaliman yang akan diampuni olehNya, dan kedzaliman yang tidak akan dibiarkan oleh Allah SWT. Adapun dzalim yang tidak diampuni oleh Allah SWT adalah perbuatan syirik.”
Jadi dalam hadits di atas, Rasulullah ﷺ menyebutkan tiga bentuk kedzaliman:
1 Bentuk Kedzaliman: yang Tidak Diampuni Oleh Allah SWT
Bentuk kedzaliman yang pertama ialah perbuuatan dzalim yang tidak bias diampuni oleh Allah SWT sebelum hambanya bertobat.
BACA JUGA: 3 Macam Kedzaliman Manusia
Contohnya seperti manusia yang telah berbuat syirik. Seperti menyembah patung, berdoa selain kepada Allah SWT, meminta pertolongan selain kepada Allah SWt, dan percaya terhadap benda-benda gaib.
Perbuatan syirik (menyekutukan Allha) tersebut merupakan kedzaliman terbesar, sebagaimana firman Allah SWT:
“Sesungguhnya kesyirikan adalah kezaliman yang besar.” (QS. Luqman:13)
Rasulullah ﷺ juga telah bersabda:
“Maukah aku kabarkan kepadamu sekalian tentang dosa yang paling besar? Yaitu mempersekutukan Allah SWT, durhaka kepada orang tua, dan persaksian palsu.” (Muttafaq Alaih)
Bahaya berbuat syirik akan berdampak sangat buruk bagi kehidupan seseorang di dunia dan juga di akhirat.
Karena dosa syirik merupakan perbuatan dzalim dan dosa terbesar yang tidak akan Allah ampuni sebelum pelakunya mau bertaubat. Seperti dalam firman Allah SWT:
“Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni (dosa) karena mempersekutukannya (syirik), tetapi dia mengampuni apa (dosa) yang selain (syirik) itu bagi siapa yang dia kehendaki. Siapa pun yang mempersekutukan Allah sungguh telah berbuat dosa yang sangat besar.” (QS. An-Nisa: 48)
Dosa syirik juga dapat mengeluarkan seseorang dari lingkaran Islam dan menjadikan tersesat dengan kesesatan yang jauh. Seperti yang telah dijelaskan dalam Alquran surat An-Nisa ayat 116, “Barang siapa yang mempersekutukan Allah sungguh dia telah tersesat dengan kesesatan yang jauh.”
Perbuatan syirik juga dapat menggugurkan pahala dari amal kebaikan yang telah dikerjakannya. Allah berfirman:
“Seandainya mereka mempersekutukan Allah, niscaya lenyaplah dari mereka amalan yang telah mereka kerjakan.” (QS. Al-An’am: 88)
2 Bentuk Kedzaliman: yang Tidak dibiarkan Oleh Allah SWT
Bentuk kedzaliman selanjutnya ialah perbuatan yang tidak dibiarkan begitu saja tanpa ada pembalasan. Perbuatan ini yang dilakukan oleh manusia terhadap sesamanya.
Seperti dalam hadits Rasulullah ﷺ:
“Rasul berkata, Allah SWT berfirman, ‘wahai hamba-hambaku sesungguhnya Aku mengahramkan atas diriku untuk berbuat zalim (kepada hamba-hambaKu) dan Aku mengharamkannya pula atas kamu sekalian, maka janganlah kamu sekalian saling menzalimi satu dengan yang lainya.”
Kedzaliman terhadap orang lain merupakan seburuk-buruk bekal di yaumil hisab.
Oleh karena itu Rasulullah pernah memerintahkan kepada umatnya agar menyelesaikan urusan-urusan antara mereka di dunia, sebelum datangnya hari kiamat.
Perkara-perkara tersebut diselesaikan bukan lagi berupa harta, darah, dan kehormatan melainkan dengan tebusan amal-amal saleh kita.
BACA JUGA: Bentuk-bentuk Keringanan Syariat
3 Bentuk Kedzaliman: yang Diampuni Oleh Allah SWT
Bentuk kedzaliman terakhir ialah yang dapat diampuni oleh Allah SWT. Kedzaliaman seorang hamba terhadap dirinya dengan melakukan perbuatan dosa atau kemungkaran terhadap hak-hak Allah atas dirinya.
Misal selalu meninggalkan kewajiban solat, puasa, minum-minuman keras, dan perbuatan-perbuatan yang mungkar lainnya yang berkaitan dengan pelanggaran hak-hak Allah terhadap dirinya.
Allah SWT berfirman dalam Alquran: “Dan orang-orang yang apabila mengerjakan pekerjaan keji atau menganiaya diri mereka, mereka ingat Allah lalu mohon ampunan terhadap dosa-dosa mereka dan siapa lagi yang dapat mengampuni dosa selain dari pada Allah? Dan mereka tidak meneruskan perbuatan kejinya itu sedang mereka mengetahui. Mereka itu balasannya ialah ampunan dari tuhan mereka, dan surga yang di dalamnya mengalir sungai-sungai sedang kekal di dalamnya.” (QS. Ali Imran: 135-136) []
SUMBER: DALAMISLAM.COM