Table of Contents
SAHABAT Islampos, siapapun pasti berharap memiliki pasangan yang baik dalam pernikahan. Namun, adakalanya pasangan yang didapat ternyata tidak sesuai harapan. Bahkan, ada beberapa bentuk penghinaan suami kepada istri yang kerap terjadi dalam sebuah pernikahan yang membuat istri menderita.
Dinukil dari kitab “Aswaul Azwaj”, karya Abdullah al-Ju’aitsan, tipe suami terburuk –bila tidak boleh dikatakan sebagai suami terburuk secara mutlak- adalah suami yang selalu menghina istrinya.
Kenapa demikian?
Karena, sebuah penghinaan itu dapat meruntuhkan batu besar, apalagi hati manusia. Bila seseorang menghadapi suatu perkara yang didalamnya mendapatkan penghinaan, ia tidak akan melupakannya sepanjang hidupnya. Penghinaan itu akan selalu teringat dalam benaknya. Bayangkan jika penghinaan itu dialami seorang istri sepanjang hidupnya? Sementara dia adalah madrsah pertama bagi anak-anaknya.
Dalam ajaran Islam, wanita dimuliakan dan tinggi kedudukannya. Rasulullah ﷺ bersabda, “Sebaik-baik kalian adalah yang paling baik terhadap istrinya, dan aku adalah orang yang paling baik terhadap istriku.” (HR. At-Tirmidzi)
Jadi, orang-orang yang merendahkan perempuan bukan termasuk orang-orang yang baik. Mereka merupakan orang-orang yang masih menganut sisa-sisa keyakinan jahiliyah dan kebodohan dalam pemikiran mereka.
Seorang suami mungkin saja tidak merendahkan wanita secara umum, tetapi secara khusus ia boleh jadi merendahkan istrinya. Ini juga tidak baik.
Suami manapun yang berketurunan baik dan luas pandangannya tidak mungkin merendahkan istrinya meski istrinya adalah orang yang tidak berpendidikan sama sekali, sedang ia sangat terpelajar. Meski istrinya seorang yang tidak puya wawasan sama sekali, sedangkan ia seorang yang berwawasan luas. Karena, persoalan ini tidak tergantung pada kelebihan atau sifat-sifat tertentu yang dimiliki seseorang.
Manusia berasal dari daging dan darah yang dilengkapi dengan perasaan dan hati nurani. Manusia yang dimuliakan oleh sang pemilik kemuliaan dan keluhuran dengan memerintahkan agar para Malaikat bersujud kepadanya. Bagaimana mungkin manusia yang dimuliakan seperti itu boleh direndahkan?
Terutama ketika manusia yang bersangkutan adalah seorang suami yang ditangannyalah kehidupan seorang istri diletakkan. Masa depannya berada di tangan suaminya. Setelah kepada Allah, kepada suaminya suaminyalah ia bergantung. Tidak ada yang merendahkan seorang istri kecuali orang yang kerdil.
BACA JUGA: 8 Adab Hubungan Suami Istri
Ada banyak bentuk penghinaan suami kepada istri. Berikut dua diantaranya:
1 Bentuk penghinaan suami kepada istri: Meremehkan pendapat istri
Tindakan pertama yang menunjukkan penghinaan terhadap istri adalah meremehkan pendapat dan ucapan wanita di mana pun dan dalam kesempatan apapun. Ada sebagian suami yang hampir-hampir tidak menghargai satu pun pendapat dari keluarganya yang perempuan, baik ibunya, saudarinya, atau putrinya atau istrinya. Setiap salah seorang dari mereka dari mereka mengatakan kepadanya, ‘persoalan ini sebaiknya begini’. Lalu sang suami mengetahui bahwa pendapat itu bersumber dari istrinya, ia pasti akan merendahkannya dengan mengatakan, “tidak usah ikut campur! Engkau tidak tahu apa-apa tentang persoalan ini”. Atau ungkapan semisalnya yang bersifat merendahkan. Hal ini lebih parah jika diucapkan di hadapan khalayak. Ini merupakan pembunuhan secara sengaja dengan belati beracun. Fenomena seperti ini masih ditemukan di beberapa keluarga.
2 Bentuk penghinaan suami kepada istri: Bersikap Superior
Bentuk penghinaan lain adalah superioritas terhadap istri, merendahkan kedudukannya membodoh-bodohkan ucapannya, tidak meminta pendapatnya dalam segala hal, baik dalam persoalan pembangunan rumah yang akan menjadi tempat tinggalnya, membeli mobil yang akan menjadi alat transportasinya, maupun dalam persoalan isi rumah yang akan dibeli. Kita tentu saja tidak bermaksud bahwa seorang suami harus selalu mengambil pendapat istrinya. Akan tetapi, ia mestinya membuat istrinya merasa bahwa dirinya dihargai dan dihormati. Karena, bila seorang wanita telah merasa bahwa dirinya tidak dihargai dan tidak dihormati di mata suaminya dan meresa telah direndahkan oleh suaminya, ia akan merasa bahwa suaminya tidak memperlakukannya layaknya manusia, tetapi seperti binatang. Inilah wujud pernikahan yang paling buruk. []
SUMBER: SINDONEWS