SALAH satu kewajiban istri adalah taat kepada suami, dalam hal yang tidak maksiat. Apa bentuk taat istri pada suami?
Jika dilihat dari sifat ketaatan istri, mungkin bisa kita pilah secara sederhana sebagai berikut:
Bentuk Taat Istri pada Suami yang Pertama, Ketaatan Takut dan Terpaksa
Ada istri yang taat kepada suami, namun hal itu terjadi di bawah ancaman, tekanan, intimidasi, dan paksaan. Suami memimpin istri layaknya rejim diktator yang zalim dan sewenang-wenang.
Memang istri taat dan patuh kepada suami, namun dilandasi ketakutan dan keterpaksaan. Istri merasa mendapatkan teror yang mengerikan dan membuatnya merasa takut dan tidak nyaman.
BACA JUGA:Â Ini Doa Sebelum Berhubungan Intim yang Perlu Diketahui Suami Istri
Istri diancam dengan neraka, ancaman laknat malaikat, laknat Allah, dan lain sebagainya, agar taat dan menurut kepada suami.
Bentuk Taat Istri pada Suami yang Kedua, Ketaatan Sadar dan Sukarela
Istri taat kepada suami berlandaskan pengetahuan dan kesadaran, sehingga memunculkan sikap patuh yang sukarela.
Suami mampu mengarahkan dan membimbing istri dengan landasan pengetahuan, bukan dengan paksaan dan ancaman.
Suami menampilkan kepemimpinan yang egaliter, meletakkan istri secara sejajar dan terbiasa membuka ruang diskusi bersama istri. Sikap suami bukan menginstruksi apalagi mengintimidasi, namun memberi ruang diskusi.
Dengan cara keterbukaan dan kesejajaran seperti itu membuat mereka bisa berdialog secara leluasa, hingga memberikan ruang kepahaman bersama bagi suami dan istri.
Ketaatan seperti ini bersifat melegakan. Istri merasa tenang dan tidak tertekan, karena suami mampu memberikan pengarahan yang dialogis.
Bentuk Taat Istri pada Suami yang Ketiga, Ketaatan Hormat dan Cinta
Istri memberikan ketaatan kepada suami disertai rasa hormat dan cinta yang tulus suci dari dasar hati. Tidak sekadar sadar dan sukarela, namun bahkan patuh dengan segenap kehadiran jiwa.
BACA JUGA:Â Â Hukum Berhubungan Suami Istri sambil Telanjang Bulat
Ketaatan seperti ini muncul dari sikap suami yang mampu menghormati dan membahagiakan istri. Pola kepemimpinan yang diterapkan didasarkan atas cinta dan kasih sayang, sehingga istri menurut dan patuh kepada suami dengan penuh hormat dan kecintaan.
Ketaatan seperti ini bersifat membahagiakan. Istri merasa sangat bahagia bisa memberikan ketaatan dan pelayanan kepada suami. []