TEL AVIV–Perdana Menteri Israel Benyamin Netanyahu mengingatkan bahwa wabah Corona yang tengah menerpa Israel akan meningkat dalam beberapa pekan ke depan. Ini bisa terjadi jika skenario kementerian kesehatan tidak berhasil menanggulanginya.
Hal itu disampaikan dalam pertemuannya dengan para menteri kabinetnya via telekonferensi, seperti dirilis sejumlah media terkait, Selasa (24/3/2020).
Netanyahu menyatakan, bisa jadi kasus positif Corona meningkat sampai 1 juta orang dalam satu bulan ke depan, dengan tingkat kematian sekitar 10 ribu orang, menurut prediksi terburuk kementerian kesehatan.
BACA JUGA:Â Terinfeksi Virus Corona atau Tidak, PM Israel Benyamin Netanyahu Jalani TesÂ
Seorang pejabat pemerintah yang hadir pada sesi itu mengatakan kepada Channel 12 berbahasa Ibrani, “Ada perasaan di antara para pembuat keputusan bahwa beberapa menteri Israel masih tidak memahami penyebaran cepat dan prosentase kasus infeksi Corona.”
Chanel 12 menyebutkan bahwa pemerintah Israel bertemu pada Selasa sore untuk meratifikasi langkah-langkah yang lebih ketat untuk mengurangi pergerakan warga Israel di antara mereka, menghentikan transportasi umum, dan membatasi pergerakan.
Netanyahu telah memperingatkan dalam beberapa pekan terakhir bahwa kegagalan warga Israel untuk mematuhi instruksi dari Kementerian Kesehatan Israel akan menggandakan jumlah orang yang terinfeksi virus.
Pada Selasa (24/3/2020), Kementerian Kesehatan Israel mengumumkan bahwa jumlah orang yang terinfeksi virus “Corona” telah meningkat menjadi 1.656, setelah pendeteksian 214 kasus baru selama beberapa jam di waktu malam.
Radio Ibrani mengutip pernyataan kementerian, bahwa kondisi 31 pasien yang mendapatkan perawatan dalam kategori parah.
BACA JUGA:Â Takut Virus Corona, Israel Hapus Kunjungan Keluarga Tawanan Palestina
Sementara itu 47 pasien dari total kasus positif dalam kondisi sedang, dan sisanya masuk kategori ringan.
Tel Aviv mengumumkan satu kasus kematian akibat Corona pada minggu lalu.
Hingga hari Selasa ini, virus telah menginfeksi lebih dari 382 ribu orang di dunia, di antaranya lebih dari 16 ribu meninggal, kebanyakan dari mereka di Italia, Cina, Spanyol, Iran, Prancis, dan Amerika Serikat. Sementara lebih dari 100 ribu orang yang sembuh dari berbagai negara di dunia. []
SUMBER: PALINFO