BERAPA besar utang Anda? Jika di bawah 5 atau 10 juta, seberapa pun menderitanya hidup Anda, segera selesaikan. Jika jumlahnya ratusan juga, dan apalagi berhubungan dengan bank, itu, Anda sendiri yang lebih tahu menghadapinya.
Dalam hidup, wajar adanya kita berutang. Pada keluarga. Atau sahabat. Saya juga begitu. Saya punya beberapa karib kalau sedang saya sedang dalam kesempitan, saya terbiasa mengirim WA ke salah satu darinya, “Bro, pinjemin gua duit sekian ya…”
Nah, ayo kita bicara utang-utang “kecil”. Yang jumlahnya tadi itu, di bawah 5 atau 10 juta. Biasanya, kebanyakan dari kita entah menganggap enteng soal utang-utang kecil ini, atau bagaimana, cenderung mengabaikan pentingnya bersegera membayar utang-utang ini. Mungkin, pikirnya, pemasukan tak seberapa, jika dipakai bayar utang yang ini, maka bisa jadi, keluarga ga makan, dan atau anak ga bisa jajan dan sebagainya. Padahal, saya jamin insyaAllah, ga akan kejadian begitu.
Baiklah, coba hitung berapa lama sudah utang Anda yang jumlahnya di bawah 5 juta itu? 1 tahun, 2 tahun, atau hanya tiga bulan? Nah, coba kalkulasikan dengan berapa rezeki yang masuk ke kantong kita selama itu? Saya yakin, jumlah utang itu, hanya sepersekian kecil saja. Misalnya saja, utang 2 juta. Kebutuhan keluarga sebulan 3,5 juta. Keluarga ya bisa makan. Namun utang belum terbayar. Nah, coba pola pikirnya disimpan pada, “Saya dahulukan utang saya.” Dan lihat apa yang terjadi…. (Yang terjadi ya duit kita habis karena bayar utang hehehe).
Maksud saya, cobalah untuk tidak berpikir dengan logika biasa yang penuh perhitungan. Dalam kehidupan kita sesungguhnya, rezeki kita sering kali tidak bisa ditakar dengan hitung-hitungan matematis. Mungkin saja, dengan menyegerakan membayar utang, pintu rezeki kita semakin dimudahkan oleh Allah SWT dan juga diberi rezeki dari arah yang tak terduga-duga.
BACA JUGA: Ke Kajian Selfie Dulu?
Satu lagi yang patut diingat, utang-utang kecil ini (masih yang di bawah 5 juta maksud saya), selalu berhubungan erat dengan janji. “Saya pinjem sekian ya, saya lunasin bulan depan.” Seseorang dipegang karena janjinya. Penuhilah janji kita soal utang kita pada orang lain.
Ketika saya hendak melunasi utang, dan berasa berat, karena memikirkan ada kebutuhan yang terpangkas di bulan ini, maka saya selalu berpikir, “Dia saja pas mau meminjamkan uangnya, begitu memudahkan. Mengapa aku yang harus menunaikan kewajiban, berat begini?”
Percayalah, sekali kita berutang dan meleset menepati janji kita untuk melunasinya, bukan hanya pada dia orang yang memberikan bantuan pada kita, kita akan kehilangan kepercayaan. Tapi juga pada orang-orang di sekeliling kita. Ibaratnya, utang yang sedikit itu mengaburkan kredibilitas kita sebagai seorang lelaki, sebagai seorang manusia, dan sebagai seorang Muslim.
BACA JUGA: Merasa Seperti
Terakhir, teruslah berdoa agar kita dihindarkan dan atau dimudahkan dalam membayar utang kita. Kita mungkin kadang lupa berdoa untuk bisa melunasi utang, padahal utang membelit kita. Seperti yang diajarkan oleh Rasulullah, ““Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari kegelisahan, dari kelemahan dan kemalasan, dari sifat pengecut dan bakhil, dari beban hutang dan kesewenang-wenangan orang lain.” Allahu alam. []