UNTUK menjawab pertanyaan ini kita perlu melihat khalifah pertama Islam Abu Bakar as-Siddiq (ra) dan bagaimana hal ini ditangani dalam kekhalifahannya.
Beberapa saat setelah Abu Bakar as-Siddiq (ra) diangkat sebagai Khalifah, Umar ibn al-Khattab (ra) dan Abu Ubaidah ibn al-Jarrah (ra) yang sedang berjalan-jalan di Madinah bertemu dengan Abu Bakar (ra) membawa pakaian di bahunya. Abu Bakar ketika itu hendak pergi ke pasar untuk berdagang.
Umar bertanya pada Abu Bakar, “Apa yang kamu lakukan?”
Abu Bakar menjawab, “Aku harus berdagang.”
Umar berkata: “Setelah kau diserahi tanggung jawab atas semua umat Islam?”
Abu Bakar berkata, “Tapi aku harus memberi makan keluargaku.”
Umar berkata, “Ayo ikut kami dan kami akan menggajimu.” [Dari kas negara Baitul Mal]
Umar dan Abu Ubaidah memutuskan untuk membayar Abu Bakar 250 dinar per tahun dan uang saku untuk makanan setengah domba per hari.
Beberapa saat kemudian Umar sedang berjalan di Madinah saat bertemu dengan sekelompok wanita. Umar bertanya kepada mereka “Apa yang kalian lakukan?”
Mereka menjawab, “Kami sedang menunggu khalifah.”
Abu Bakar tidak muncul hari itu sehingga Umar mencarinya dan menemukannya lagi di pasar.
Umar meraih tangan Abu Bakar dan berkata, “Apa yang kamu lakukan?”
Abu Bakar menjawab, “Uang saku yang kauberikan kepadaku tidak cukup.”
Umar berkata, “Baiklah, kami akan meningkatkannya untukmu.”
Abu Bakar berkata, “Aku ingin 300 dinar setahun dan uang saku setiap hari untuk seluruh makanan domba.”
Umar berkata, “Tidak. Kami tidak akan memberimu sejumlah itu. ”
Ali (ra) kemudian melibatkan diri dan berkata, “Berikan sejumlah itu kepadanya.”
Umar berkata, “Menurutmu begitu?”
Ali menjawab, “Ya.”
Jadi Umar berkata, “Kami setuju.”
Abu Bakar kemudian berdiri di atas mimbar di masjid dan memanggil para sahabat. Dia berkata, “Kalian telah menggajiku 250 dinar per tahun dan uang saku setengah domba setiap hari untuk makanan, dan itu tidak cukup bagiku dan keluargaku. Sekarang Umar dan Ali telah memberi saya kenaikan 300 dinar per tahun dan tunjangan harian untuk makanan seluruh domba. Apa kalian setuju?”
Sahabat menjawab serentak, “Kami setuju.” []
Sumber: jalansirah.com