SOAL I’tikaf, lazimnya umat Islam melakukkannya di sepuluh hari menjelang Ramadhan. Namun, dalam sebuah hadis disebutkan bahwa Rasulullah SAW pernah melakukan i’tikaf selama 20 hari di bulan Ramadhan.
Nah, bagaimana sesungguhnya lama waktu i’tikaf yang disyariatkan dalam Islam?
Para ulama sepakat bahwa tidak ada batasan waktu maksimal dalam i’tikaf. Namun mereka berselisih pendapat berapa waktu minimal untuk dikatakan sudah beri’tikaf (Fathul Bari, 4/272).
Bagi ulama yang mensyaratkan i’tikaf harus disertai dengan puasa, maka waktu minimalnya adalah sehari.
Ulama lainnya mengatakan dibolehkan kurang dari sehari, namun tetap disyaratkan puasa. Imam Malik mensyaratkan minimal sepuluh hari.
Imam Malik juga memiliki pendapat lainnya, minimal satu atau dua hari.
Sedangkan bagi ulama yang tidak mensyaratkan puasa, maka waktu minimal dikatakan telah beri’tikaf adalah selama ia sudah berdiam di masjid dan di sini tanpa dipersyaratkan harus duduk (Fathul Bari, 4/272).
Yang tepat dalam masalah ini, i’tikaf tidak dipersyaratkan untuk puasa, hanya disunnahkan (Shahih Fiqh Sunnah, 2/153).
Menurut mayoritas ulama, i’tikaf tidak ada batasan waktu minimalnya, artinya boleh cuma sesaat di malam atau di siang hari (Shahih Fiqh Sunnah, 2/154).
Al Mardawi rahimahullah mengatakan, “Waktu minimal dikatakan i’tikaf pada i’tikaf yang sunnah atau i’tikaf yang mutlak adalah selama disebut berdiam di masjid (walaupun hanya sesaat).” (Al Inshof, 6/17). []
SUMBER: SUMBER: RAMADHAN BERSAMA NABI | MUHAMMAD ABDUH TUASIKAL | RUMAYSHO