CUANKi adalah makanan khas Indonesia, terutama populer di daerah Bandung, Jawa Barat. Cuanki memiliki kemiripan dengan bakso, tetapi biasanya disajikan dengan tahu, siomay, dan kerupuk pangsit dalam kuah kaldu ikan atau sapi.
Asal-Usul Nama “Cuanki”
Nama “Cuanki” diyakini berasal dari bahasa Sunda, yang merupakan akronim dari “Cari Uang Jalan Kaki”. Hal ini karena pada awalnya, para penjual cuanki berjualan dengan cara berjalan kaki sambil membawa gerobak pikul atau gerobak dorong.
Sejarah dan Perkembangan Cuanki
1- Pengaruh dari Bakso Malang
Cuanki memiliki kemiripan dengan bakso Malang, yang terdiri dari bakso, siomay, tahu, dan pangsit. Ada teori yang mengatakan bahwa cuanki berkembang karena pengaruh bakso Malang yang dibawa ke Bandung.
BACA JUGA:Â Â Apa Jadinya kalau Makan Mie Instan Dicampur Nasi?
2- Dijajakan Secara Keliling
Sejak awal kemunculannya di Bandung pada era 1980-an, cuanki lebih dikenal sebagai makanan yang dijual dengan cara dipikul atau didorong oleh pedagang keliling. Mereka biasa berkeliling kampung sambil memanggil pelanggan dengan suara khas.
3- Perubahan Menjadi Hidangan di Warung
Seiring perkembangan zaman, cuanki tidak hanya dijual secara keliling, tetapi juga tersedia di warung atau restoran. Beberapa merek cuanki kemasan instan pun muncul untuk mempermudah konsumen menikmati cuanki di rumah.
Ciri Khas Cuanki
Tidak menggunakan mie kuning seperti bakso biasa, melainkan lebih banyak tahu, siomay, dan pangsit.
Kuahnya seringkali dibuat dari kaldu ikan, berbeda dengan bakso yang umumnya menggunakan kaldu sapi.
Dijual secara keliling dengan gerobak pikul atau dorong.
Penghasilan tukang cuanki bisa bervariasi tergantung pada lokasi, jumlah pelanggan, dan harga jual per porsi.
Berikut perkiraan kasarnya:
1. Pendapatan Harian
Jika satu porsi cuanki dijual Rp10.000 – Rp15.000 dan seorang pedagang bisa menjual 50-100 porsi sehari, maka:
50 porsi x Rp10.000 = Rp500.000/hari
100 porsi x Rp15.000 = Rp1.500.000/hari
2. Pendapatan Bulanan
Jika bekerja 26 hari/bulan (dengan asumsi libur beberapa hari), maka:
Pendapatan rendah: Rp500.000 x 26 = Rp13.000.000/bulan
Pendapatan tinggi: Rp1.500.000 x 26 = Rp39.000.000/bulan
BACA JUGA:Â 7 Dampak Buruk Sering Makan Bakso bagi Kesehatan
3. Pengeluaran dan Keuntungan
Biaya produksi (bahan baku, gas, sewa tempat, dll.) bisa sekitar 40-60% dari omzet. Jadi keuntungan bersihnya bisa sekitar:
Rp5 juta – Rp15 juta per bulan untuk pedagang skala kecil
Rp20 juta – Rp30 juta per bulan untuk yang sudah terkenal atau punya banyak pelanggan
Kesimpulan:
Penghasilan tukang cuanki bisa cukup besar, apalagi jika punya pelanggan tetap dan lokasi strategis. Yang sudah punya nama besar bahkan bisa meraup omzet puluhan juta per bulan! []