SUARA lantunan pembacaan dua kalimat syahadat oleh pasangan suami istri, Alfian dan Rika Liwati beserta dua putrinya yang dibacakan khusyu di Masjid Baitussyuja Polda Kalteng.
Puluhan jemaah yang menyaksikan turut larut dalam kegembiraan. Tak terasa lautan air mata pun jatuh tak tertahankan. Tak terkecuali dengan Alfian dan istrinya, mereka terharu sekaligus gembira menyaksikan hadirnya saudara seiman baru di bulan suci Ramadan.
Keputusan Alfian beserta anak istrinya memeluk agama Islam tak dilakukan secara instan. Keputusan untuk berpindah keyakinan, sebenarnya diinginkan Alfian yang bekerja sebagai buruh bangunan, setahun sebelum dirinya mengikrarkan syahadat.
Semuanya kata Alfian, berawal dari mimpi dan kebiasan. Menurut Alfian, salah satu hal yang menjadi keyakinan dirinya untuk memeluk Agama Islam, karena kebiasaan putrinya, Suci Elisa (4) dan Fitria Andriani (3), mengucapkan salam khas Islam (Assalamualaikum) ketika berkunjung ke tetangganya.
Karena itu, ia pun kemudian tertarik untuk mendalaminya, meskipun belum mengubah keputusannya untuk berpindah keyakinan.
“Sebenarnya sudah hampir satu tahun ini saya menyimpan hasrat ingin memeluk Islam dan menjadi mualaf,” kata Alfian, dilansir Jawa Pos.
Berbagai pergolakan hati dan keadaan pun dirasakan untuk lebih meyakinkan keputusan itu. Dia pun sampai menangis tak karuan, meyakini jika pilihan yang akan ia tentukan benar.
Setelah mengalami pergolakan batin cukup lama dan meyakini keputusan yang akan dilakukan, tiga bulan belakangan, akhirnya dia mengajak sang istri mendiskusikan keputusan memeluk agama lain dari agama yang selama ini diyakini.
Seakan gayung bersambut. Sang istri juga tanpa membantah menyetujui keputusan itu. Terlebih hampir setiap hari selalu bermimpi masuk agama Islam.
”Ini dari hati, tidak ada paksaan. Niat ini sudah satu tahun, lebih kuat tiga bulan belakangan ini. Saya sampai menangis hingga hari ini di bulan penuh ampunan, saya dan istri sepakat untuk mengucapkan dua kalimat syahadat,” kata Alfian.
Alfian menegaskan, langkah dan keputusan memeluk agama Islam berasal dari hati kecilnya. Menurutnya, tidak ada sedikit pun paksaan dari orang lain ataupun hasutan dari anggota masyarakat, yang menjadikan dirinya berpindah keyakinan.
”Karena niat dari hati sendiri. Karena saya melihat anak saya, kalau ke tempat tetangga selalu mengucap salam. Dari situ langsung hati langsung terketuk. Sekitar satu tahun merenungkan dan mantapnya baru-baru ini,” ucap Alfian, dengan berlinangan air mata.
Dengan ikrar janji suci yang telah dibacakan, maka dengan status baru yang didapatnya, Alfian ingin lebih mengetahui tentang islam, belajar shalat, belajar mengaji, dan hal lain menyangkut Islam.
”Banyak lagi yang harus saya lakukan. Mohon bimbingan dan dukungannya semua hati ini tetap kokoh hingga ajal menjemput. Yakni dalam agama Islam apapun keadaan dan kondisinya,” harapnya.
Sementara itu, Rika Liwati istri Alfian, menyebutkan jika sebelum memutuskan dan sepakat bersama sang suami memeluk Islam dan menjadi mualaf, dirinya selalu bermimpi bertemu pria bersurban putih dan membukakan pintu. Dengan pandangan indah dan penuh taman bunga.
”Iya saya bermimpi, mampi itu sangat indah dan sulit untuk dikatakan. Ada taman dan seseorang menuntun ke sesuatu lebih baik. Saya masuk Islam ini karena hati dan memang sudah lama ingin,” tuturnya. Dari beberapa mimpi yang didapatkan, ia pun akhirnya mendapatkan hidayah.
Selain bermimpi, sama seperti Alfian, dorongan lain yang membuatnya berpindah keyakinan imbuh Rika, juga berasal dari sang anak. Karena setiap kali berkunjung ke rumah orang lain, anaknya selalu mengucapkan salam, walaupun masih terbata-bata.
”Anak saya ini selalu mengucapkan salam bila ke tempat orang lain. Nah itu salah satu faktornya, tapi intinya ini dari hati kami,” tukasnya.
Sementara itu, Ustaz Suyalin, selaku pembimbing mualaf mengatakan, masyarakat berkewajiban menyantuni Alfian dan istrinya sampai dua tahun. Kemudian, harus dinikahkan ulang sesuai syariat Islam dan tata cara Islam.
”Sambil berjalan, kita bimbing mereka untuk menjalankan perintah dalam Islam. Salat walaupun belum hafal dan banyak bertanya tentang Islam, jangan malu bertanya,” pintanya kepada hadirin. []