YERUSALEM–Ribuan Yahudi ultra-Ortodoks muda dikabarkan bentrok dengan kelompok perempuan Yahudi liberal. Bentrok ini terjadi di salah satu situs tersuci Yudaisme, Tembok Ratapan, di Yerusalem.
Puluhan anggota kelompok Women of the Wall yang sedang memperjuangkan hak berdoa, harus dibawa keluar polisi, BBC melaporkan pada Jumat (8/3/2019) pekan lalu.
Pengunjuk rasa, kebanyakan perempuan, menjawab desakan rabi ultra-Ortodoks untuk mengacaukan peringatan 30 tahun acara tersebut. Sejumlah orang dilaporkan cedera di peristiwa tersebut.
BACA JUGA:Â Batu Tembok Ratapan Jatuh, Israel Dituduh Hendak Hancurkan al Aqsa
Tembok Ratapan di Kota Tua Jerusalem – sisa dari kompleks Kuil Injil – saat ini memiliki bagian terpisah di mana pria dan perempuan berdoa.
The Jerusalem Post melaporkan 150 anggota kelompok bertemu dengan lebih dari 10.000 perempuan ultra-Ortodoks pada Jumat pagi, saling mengejek.
Sebagian pengunjuk rasa perempuan mengatakan kepada koran Haaretz bahwa mereka dibawa ke sana dengan menggunakan bus oleh sekolah keagamaan mereka untuk menghambat kelompok itu memasuki Tembok Ratapan.
Selama 30 tahun, kelompok Women of the Wall berjuang menentang peraturan yang melarang perempaun mengenakan skarf doa, berdoa dan membaca Taurat bersama-sama dengan suara keras di tempat itu.
BACA JUGA:Â Kelompok Yahudi Serukan Ubah Mushala Ar-Rahmah jadi Sinagog
Menurut tradisi Yahudi Ortodoks, perempuan seharusnya tidak melakukan ritus keagamaan ini.
Karena tekanan partai ultra-Ortodoks, pemerintah Israel pada tahun 2017 menghapus rencana membuat tempat berdoa semua jenis kelamin di tembok. []
SUMBER: BBC