Oleh: Erna Ummu Azizah
Komunitas Peduli Generasi dan Umat
Ramadhan adalah bulan yang istimewa. Tentu menjadikan setiap mukmin yang beribadah di dalamnya penuh semangat. Menjadikan detik demi detik begitu bermakna. Mengisinya dengan berbagai amal sholih. Karena ada segudang pahala yang Allah persiapkan bagi hamba-hambaNya yang bertakwa.
Dari Abu Hurairah ra, dia bercerita, Rasulullah Saw bersabda, “Setiap amal anak Adam akan dibalas berlipat ganda. Kebaikan dibalas sepuluh kali lipatnya sampai 700 kali lipat. Allah Ta`ala berfirman, `Kecuali puasa, di mana puasa itu adalah untuk diri-Ku dan Aku akan membalasnya. Dia meninggalkan nafsu syahwat dan makanan demi diri-Ku. Dan orang yang berpuasa itu memiliki 2 kegembiraan; kegembiraan saat berbuka dan kegembiraan saat berjumpa dengan Rabbnya. Dan sesungguhnya bau mulut orang yang berpuasa itu lebih harum di sisi Allah daripada bau minyak kesturi.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)
Namun, terkadang ada berbagai hal yang tak disangka. Kondisi yang tidak diharapkan datang tiba-tiba. Ujian demi ujian datang menghampiri. Ujian harta, keluarga, pasangan, pekerjaan, penyakit, kedzoliman manusia, fitnah dan sebagainya. Membuat jiwa dan raga seakan tak berdaya.
Manusia memang hanya bisa berencana, berusaha dan berdoa. Kembali, Dialah yang Maha Kuasa menjadikan kondisi terbaik bagi setiap hamba. Allah SWT berfirman:
“Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak Mengetahui.” (QS. Al-Baqarah: 216)
Rasulullah pun bersabda:
“Sungguh menakjubkan keadaan seorang mukmin. Seluruhnya urusannya itu baik. Ini tidaklah didapati kecuali pada seorang mukmin. Jika mendapatkan kesenangan, maka ia bersyukur. Itu baik baginya. Jika mendapatkan kesusahan, maka ia bersabar. Itu pun baik baginya.” (HR. Muslim)
Maka hal terbaik yang mesti kita lakukan adalah menguatkan hati untuk selalu berbaik sangka kepada Allah Dzat Yang Maha Sempurna. Yakin, ada hikmah di balik segalanya. Dari Abu Hurairah ra. Berkata, bersabda Rasulullah SAW:
Allah berfirman: “Aku tergantung pada prasangka hamba-Ku, dan Aku bersamanya jika ia mengingat-Ku; jika ia mengingat-Ku dalam jiwanya, maka Aku mengingatnya dalam diri-Ku; dan jika ia mengingat-Ku dalam lintasan pikirannya, niscaya Aku akan mengingat-Nya dalam pikirannya kebaikan darinya (amal-amalnya); dan jika ia mendekat kepada-ku setapak, maka aku akan mendekatkannya kepada-Ku sehasta; jika ia mendekat kepada-ku sehasta, maka aku akan mendekatkannya kepada-Ku sedepak dan jika ia mendatangi-Ku dengan berjalan, maka Aku akan menghampirinya dengan berlari.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Jadi, Allah sangat bergantung kepada sikap dan perilaku hamba-Nya. Allah pasti akan memberikan keputusan yang terbaik bagi sang hamba. Sebaliknya jika berprasangka buruk, lalu mulai lesu dalam usaha dan jemu dalam berdoa, maka Allah pasti akan memberikan keputusan yang buruk pula.
Sebagai seorang mukmin tidak ada jalan terbaik bagi kita untuk mengatasi setiap masalah yang kita hadapi selain kembali kepada Allah. Mari kita akrabkan diri kita dengan Al-Qur’an, niscaya kita tidak akan terjebak oleh bisikan-bisikan syetan.
Sebaliknya, ilmu kita akan terus bertambah dan iman kita pun akan kian menguat. Jadi apalagi yang harus diragukan dari kekuasaan Allah. Tinggal seberapa jauh hati kita mantap dan yakin bahwa Allah benar-benar pasti menolong kita. “Ingatlah, sesungguhnya pertolongan Allah itu amat dekat” (QS. Al-Baqarah: 214)
Maka, jelaslah dengan berbaik sangka kepada Allah, kita akan belajar menata hati untuk ikhlas. Insya Allah ridhoNya akan senantiasa tercurah dan kita pun akan selalu bahagia. Oleh karena itu, tetaplah istiqomah di jalanNya. Optimalkan daya dalam usaha. Dan teruslah berdoa. Apalagi di bulan Ramadhan, insya Allah doa-doa hamba yang sholih akan diijabah. Wallahu a’lam. []