BERBAIKSANGKALAH kepada setiap masalah yang engkau terima. Hanya kepada Allah SWT kita berbaik sangka akan kebaikan yang Allah SWT kasih, baik itu masalah yang baik atau tidak.
Karena hidup tidak akan dihitung lewat beberapa jumlah nafas yang pernah kita hirup selama kita hidup di dunia, dan hidup itu ternilai dari beberapa kali nafas terhenti karena takjub dan anehnya akan keajaiban yang justru hanya memberi kejutan, pada mereka yang percaya akan takjubnya ke kuasaan Allah SWT yang memberikan keajiban untuk seluruh umatnya.
Di sini ada sebuah kisah tentang seekor keledai tua yang jatuh kedalam sumur.
Seekor keledai itu, ternyata milik seorang petani tua. Si keledai adalah satu-satunya binatang kesayangan petani, karena keledai itu dapat diandalkan untuk membajak ladang, menjerai benih, dan mengangkut panen. Kini, keledai itu meringik-ringik di dalam sumur, karena terjatuh.
Lalu sang petani khawatir akan keledai kesayangannya yang telah menemaninya selama berladang. Petani pun berpikir keras untuk menyelamatkan keledainya di dalam sumur. Beberapa kali cara yang ia lakukan tetap saja tidak berhasil, sudah dijerat dengan tali, dengan papan yang dijulurkan kedalam sumur, tetap saja gagal.
Petani sudah pasrah dan ikhlas akan keledainya di dalam sumur, dengan rintihan menangis petani berkata dalam hati. “Mungkin aku harus mengubur keledai itu, supaya kedelai ku tidak akan kesakitan di dalam sumur.”
Petani pun menguburnya, demi tanah yang ditimbun ke dalam sumur membuat kedelai itu ketakutan. Kedelai itu berusaha menghindar dari timbunan tanah itu sedikit demi sedikit dan naik ke tanah yang sudah menggunung ke atas dan akhirnya binatang itu berhasil naik ke atas permukaan.
Setelah selesai menimbun, sang petani mengusap dada dan bersandar di dekat sumur sambil memejamkan mata akan penyesalannya tidak bisa menyelamatkan si keledai dan juga agar keledai itu tidak kesakitan terus di dalam sumur.
Beberapa detik kemudian, saat memejamkan mata, kedelai itu meloncat ke depan sang petani. Petani pun terkejut karena dengan berbaik sangka dan akan keputusannya untuk menguburnya agar si kedelai tidak kesakitan, tapi dengan keajaiban yang telah datang dari Allah SWT, kedelai itu tentunya tidak terkubur, melainkan naik keatas permukaan. Sang petani pun bahagia.
Dalam dekapan ukhwah tentunya kita harus berbaik sangka kepada sesama. Dalam perbincangan kisah di atas kita telah belajar berprasangka kepada Allah dan meyakini bahwa Dia menyertai prasangka hamba-Nya. Mari kita kuatkan lagi cara pandang itu sembari melatih baik sangka kita pada orang-orang yang ada di sekitar kita.
Kadang, kita merasa mereka menyakiti. Tapi, seringkali sebenarnya itulah yang akan kita rasa. Bukan rasa sakitnya. Tapi rasa dekapan ukhuwah akan sesama yang telah Allah SWT kasih oleh kita. []
Sumber: Dalam Dekapan Ukhuwah/Salim A. Filah/Penerbit: Pro-U Media/Tahun 2014