SIAPAKAH yang disebut tetangga? Ulama Syafi’iyah dan Hambali berpendapat bahwa yang disebut tetangga adalah 40 rumah dari segala arah (depan, belakang, kanan dan kiri).
Namun menurut ulama Malikiyah, disebut tetangga jika berdempatan dilihat dari berbagai penjuru atau antar rumah itu hanya dipisah jalan sempit, bukan dipisah pasar besar atau sungai lebar yang melintang.
Begitu pula disebut tetangga kalau dikumpulkan oleh satu masjid atau berada di antara dua masjid yang berdekatan. Bisa jadi pula disebut tetangga dengan patokan ‘urf (anggapan masyarakat) walau tidak memakai batasan tadi.
BACA JUGA: Muliakanlah Tetanggamu
Sedangkan Imam Abu Hanifah berpendapat bahwa disebut tetangga jika berdampingan atau menempel. Sementara ulama Hanafiyah lainnya yaitu Abu Yusuf dan Muhammad berpendapat bahwa tetangga itu yang berdampingan dan yang disatukan oleh masjid. Definisi terakhir ini adalah definisi syar’i dan definisi menurut penilaian masyarakat (‘urf). (Al-Mawsu’ah Al-Fiqhiyyah, 16:216-217).
Berbuat baik pada tetangga dalam Islam itu sangatlah penting. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah mengatakan,
مَا زَالَ جِبْرِيلُ يُوصِينِى بِالْجَارِ حَتَّى ظَنَنْتُ أَنَّهُ سَيُوَرِّثُهُ
“Jibril tidak henti-hentinya mengingatkan padaku untuk berbuat baik pada tetangga, sampai-sampai aku menyangka bahwa Jibril hendak menjadikannya sebagai ahli waris.” (HR. Bukhari, no. 6015 dan Muslim, no. 2624)
Allah secara langsung memerintahkan hambaNya agar berbuat baik pada tetangga. Allah SWT berfirman
وَاعْبُدُوا اللَّهَ وَلَا تُشْرِكُوا بِهِ شَيْئًا وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا وَبِذِي الْقُرْبَى وَالْيَتَامَى وَالْمَسَاكِينِ وَالْجَارِ ذِي الْقُرْبَى وَالْجَارِ الْجُنُبِ وَالصَّاحِبِ بِالْجَنْبِ وَابْنِ السَّبِيلِ وَمَا مَلَكَتْ أَيْمَانُكُمْ
“Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun. Dan berbuat baiklah kepada dua orang ibu-bapa, karib-kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh, dan teman sejawat, ibnu sabil dan hamba sahayamu.” (QS. An-Nisa’: 36).
Lantas adakah tuntunan cara berbuat baik pada tetangga? Imam Al-Ghazali pernah menjelaskan beberapa cara memuliakan tetangga:
BACA JUGA: Nabi Peringatkan Orang yang Suka Ganggu Tetangga Tidak akan Masuk Surga
1. Memulai mengucapkan salam pada tetangga.
2. Menjenguk tetangga yang sakit.
3. Melayat (ta’ziyah) ketika tetangga mendapatkan musibah.
4. Mengucapkan selamat pada tetangga jika mereka mendapati kebahagiaan.
5. Berserikat dengan mereka dalam kebahagiaan dan saat mendapatkan nikmat.
6. Meminta maaf jika berbuat salah.
7. Berusaha menundukkan pandangan untuk tidak memandangi istri tetangga yang bukan mahram.
8. Menjaga rumah tetangga jika ia pergi.
9. Berusaha bersikap baik dan lemah lembut pada anak tetangga.
10. Berusaha mengajarkan perkara agama atau dunia yang tetangga tidak ketahui. Wallahu a’lam. []
SUMBER: RUMAYSHO