TAK selamanya suami istri yang tinggal dalam satu rumah dan membina rumah tangga berada dalam keadaan tenang, tentram dan nyaman. Ada kalanya mereka akan tertimpa suatu ujian kehidupan. Baik itu yang datang dari sang istri, suami atau pun dari orang lain. Hal ini harus bisa diaatasi oleh mereka sebagai orang yang menjalankan rumah tangga.
Ketika amarah telah melonjak, terutama yang dilakukan oleh istri terhadap suami, tentu perkataan-perkataan yang tidak seharusnya diucapkan itu dikeluarkan secara spontanitas. Akibatnya, suami menjadi marah, dan akan berperilaku berbeda dari biasanya, misalnya mendiamkan sang istri. Jika sudah demikian, dalam keadaan tidur bersama pun tidak akan nyaman karena masih adanya amarah dalam diri.
Kesalahan yang sering dilakukan oleh istri ialah, ketika berbuat salah ia malah enggan untuk meminta maaf, rasa takut menjadi alasan utamanya. Lalu, apakah istri tersebut termasuk orang yang berbuat dosa?
Sebagai seorang istri seharusnya Anda meminta ridha suami dan berusaha agaria mau memaafkan kesalahan Anda. Jangan biarkan diri Anda terus menerus dalam kesalahan. Berupayalah untuk membuatnya ridha, siapa tahu ia memaafkan kesalahan Anda.
Hal itu tentu akan lebih baik, karena Nabi SAW bersabda, “Apabila seorang suami memanggil istrinya ke tempat tidur, tapi istrinya tidak mau datang hingga suaminya tidur dalam keadaan marah, maka para malaikat akan melaknatnya hingga pagi hari,” (HR. Muslim).
Jadi, kewajiban istri adalah menaati suami dan tidak menyelisihinya. []
Sumber: 150 Problem Rumah Tangga yang Sering Terjadi/Karya: Nabil Mahmud/Penerbit: Aqwam