KINI makanan halal dan haram sulit untuk kita bedakan. Padahal sebagai umat Islam kita harus menghindari apa yang diharamkan oleh Allah SWT. Dan sebagai makhluk yang diberi akal untuk berpikir, kita perlu mencari tahu bagaimana mengetahui makanan itu halal atau haram. Hal ini perlu kita lakukan agar kita dapat menghindari makanan yang haram.
Untuk menghindari makanan haram berdasarkan cara memperolehnya, kita dapat melakukan tiga tips berikut ini.
BACA JUGA:Â Selain Haram, Minuman Keras juga Najis?
Pertama, hendaknya kita berusaha menghilangkan penyebab yang membuat kita memperoleh penghasilan yang haram, yaitu dengan cara menumbuhkan rasa takut dan malu kepada Allah. Itu semua ditempuh dengan mempelajari agama Islam serta mengenal Allah dalam rububiyah, uluhiyah, dan asma’ wa shifat-Nya. Dengan kata lain, hendaknya, kita mengenal akidah tauhid yang benar, sehingga rasa takut dan malu kepada Allah pun tumbuh. Selain itu, akan tumbuh pula keyakinan bahwa Allah akan memberikan rezeki sesuai dengan yang Ia takdirkan.
Kedua, menghilangkan ketamakan dan menumbuhkan sifat qana’ah (bersyukur atas apa pun yang diberikan oleh Allah). Ini pun merupakan buah dari pengetahuan kita terhadap akidah tauhid yang benar. Kita juga mencoba memahamkan diri bahwa Allah Ta’ala telah menetapkan rezeki kita, sehingga kita tidak akan mati sebelum nikmat rezeki tersebut sempurna.
Ketiga, mengenal bahaya usaha yang haram dengan belajar hukum-hukum Islam, belajar membedakan hal yang halal dan hal yang haram. Dengan ini semua, kita akan mampu berupaya menghindar dari usaha yang haram karena kita tahu bahwa rezeki kita telah diciptakan oleh Allah, tinggal bagaimana kita mencarinya dengan baik.
BACA JUGA:Â Makanan dan Perilaku
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Carilah nikmat dunia dengan baik lagi cerdik,” (HR. Al-Bazaar, 9:169; dinilai sahih oleh Al-Albani dalam Silsilah Ash-Shahihah, no. 898).
Perhatikan pula sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berikut, “Siapa saja hamba yang dagingnya tumbuh dari (makanan) haram maka neraka lebih pantas baginya.” []
Sumber: farmasiputri