JODOH memang sudah diatur oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala. Tetapi, terkadang perasaan tak bisa dibohongi. Rasa suka sering kali muncul dalam hati seseorang. Sehingga, terkadang seseorang tak bisa menahan diri untuk memilikinya. Maka, tak jarang banyak orang yang berdoa agar bisa berjodoh dengan orang yang diinginkannya. Tetapi, apakah hal seperti ini diperbolehkan dalam Islam?
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman, “Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Aku ijabahi doa kalian,” (QS. Ghafir: 60).
Doa ini bersifat umum, untuk kebaikan dunia dan akhirat. Dulu ada sebagian ulama memohon kepada Allah semua kebutuhannya, sampai minta garam.
Dalam al-Mudawanah dinyatakan, Ibnul Qosim mengatakan, Imam Malik pernah menyampaikan kepadaku, dari Urwah bin Zubair, telah sampai kepadaku berita dari Urwah, bahwa beliau mengatakan, “Saya berdoa kepada Allah untuk semua kebutuhanku dalam shalat, sampai saya meminta garam,” (al-Mudawwanah, 1/192).
Jadi, boleh saja kita meminta apapun kepada Allah, termasuk jodoh. Boleh juga kita berharap bahwa apa yang Anda pinta itu dikabulkan oleh Allah. Tetapi, kita harus percaya bahwa Allah pasti memberikan yang terbaik. Maka, jangan Anda merasa kecewa jika apa yang Anda inginkan tidak sejalan dengan kehendak Allah.
Dari Abu Said al-khudri radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Setiap muslim yang berdoa kepada Allah – selama bukan doa yang mengandung dosa atau memutus silaturahmi – pasti akan Allah ijabahi permohonannya dengan salah satu dari 3 bentuk: Allah segerakan doanya, atau Allah simpan doanya untuk diberikan ketika di akhirat, atau Allah selamatkan darinya musibah yang semisal dengan apa yang dia minta,” (HR. Ahmad 11133 dan dihasankan oleh Syuaib al-Arnauth).
Ketika doa yang Anda pinta itu diijabah, maka bersyukurlah. Tetapi, jika tidak, Anda pun patut mensyukurinya, karena boleh jadi Allah telah siapkan yang lebih baik. Atau mungkin, doa Anda berubah menjadi pelindung bagi Anda dari segala bencana, atau diijabahnya nanti setelah di akhirat kelak, sebagaimana tercantum dalam hadis tersebut.
Sebagian ulama menyarakankan, berdoalah dengan meminta kebaikan yang sifatnya lebih umum. Misalnya memohon kepada Allah agar diberi pasangan yang baik untuk dunia dan akhirat Anda, suami yang soleh atau istri yang solihah. Karena keterbatasan pandangan kita, bisa jadi kita cepat menganggap bahwa si dia adalah yang terbaik buat Anda. Tapi ingat, Anda tidak tahu masa depan dan Anda tidak tahu apa yang tersembunyi.
Pasrahkan pilihan yang terbaik itu kepada Allah, dan yakini, Allah memberikan yang terbaik untuk dunia dan akhirat Anda.
Allah befirman, “Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui,” (QS. Al-Baqarah: 216).
Itulah hal yang lebih baik yang harus Anda lakukan. Meminta lebih umum, bisa jadi menghasilkan dikabulkannya doa yang lebih baik, yakni memperoleh pasangan terbaik daripada orang yang Anda sukai saat ini. Hal terpenting yang jangan Anda lupakan ialah melaksanakan shalat istikharah. Luangkan waktu tengah malam untuk meminta keputusan terbaik dari Allah. Pintalah pilihan menurut Allah, bukan menurut kita. Sebab, apa yang sesuai dengan ketentuan Allah pasti yang terbaik. Percayalah! []
Sumber: konsultasisyariah.com