TANYA: Apakah berdoa dengan rasa pesimis akan dikabulkan Allah SWT? Namun perasaan tersebut masih di dalam hati dan belum terucap dengan lisan.
JAWAB: Dikutip dari Assyariah, Ustaz Abu Ishaq Abdullah menjelaskan bahawa kita jangan pesimis dalam berdoa kepada Allah SWT dan dalam perkara ibadah yang lainnya. Jadikanlah doa kepada Allah SWT sebagai ibadah untuk mendekatkan dirinya kepada Allah dan mengharap pahala dari doanya tersebut.
BACA JUGA: Berdoa di Medsos, Bolehkah?
Yakinlah dengan janji-janji Allah, Zat yang tidak pernah mengingkari janji. Allah SWT berfirman,
وَقَالَ رَبُّكُمُ ٱدۡعُونِيٓ أَسۡتَجِبۡ لَكُمۡۚ
Dan Rabb kalian telah berfirman, “Berdoalah kalian kepada-Ku, niscaya Aku akan mengabulkan doa kalian.” (QS. al-Ghafir: 60)
وَإِذَا سَأَلَكَ عِبَادِي عَنِّي فَإِنِّي قَرِيبٌۖ أُجِيبُ دَعۡوَةَ ٱلدَّاعِ إِذَا دَعَانِۖ
“Dan jika hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, (katakanlah) sesungguhnya Aku Mahadekat. Aku akan mengijabahi doa orang yang berdoa manakala dia memohon kepada-Ku.” (QS. al-Baqarah: 186)
Rasulullah SAW bersabda,
الدُّعَاءُ هُوَ الْعِبَادَةُ
“Doa adalah ibadah.” (HR. Abu Dawud no. 1479 dan at-Tirmidzi no. 2973)
Oleh karena itu, jangan putus asa berdoa. Sebab, selain merupakan permohonan seseorang kepala Allah, doa juga merupakan Ibadah yang mulia.
Jangan sampai rasa pesimis tersebut justru menjadi penyebab tidak terkabulkan doanya. Rasulullah SAW bersabda dalam hadits qudsi, Allah SWT berfirman,
أَنَا عِنْدَ ظَنِّ عَبْدِي بِي
“Aku sesuai dengan prasangka hamba-Ku terhadap-Ku.” (HR. al-Bukhari no. 7405 dan Muslim no. 2675)
Manakala datang rasa pesimis tersebut, hendaknya segera ditepis. Upayakan agar rasa pesimis tersebut tidak terucap.
Rasulullah SAW bersabda,
إِنَّ اللَّهَ تَجَاوَزَ عَنْ أُمَّتِي مَا حَدَّثَتْ بِهِ أَنْفُسَهَا، مَا لَمْ تَعْمَلْ أَوْ تَتَكَلَّمْ
“Sesungguhnya Allah memaafkan apa yang terencanakan (berupa kejelekan) dalam hati umatku selama tidak dilakukan atau diucapkan.” (HR. al-Bukhari no 5269 dari sahabat Abu Hurairah ra)
BACA JUGA: Doa, Ikhtiar dan Tawakal
Suatu hal yang perlu dipahami bahwa Allah SWT pasti akan mengabulkan doa seseorang, selama terpenuhi syarat-syaratnya dan bersih dari penghalangnya. Hanya saja, bentuk terkabulkannya doa seseorang itu bermacam-macam. Bisa jadi, dikabulkan langsung isi doa tersebut, bisa jadi pula tertunda. Boleh jadi, Allah mengabulkan doa tersebut dalam bentuk menggantinya dengan yang lebih baik. Bisa jadi juga, Allah menjadikan doa itu sebagai simpanan untuknya di akhirat kelak.
Rasulullah SAW bersabda,
مَا عَلَى الْأَرْضِ مُسْلِمٌ يَدْعُو اللَّهَ بِدَعْوَةٍ إِلاَّ آتَاهُ اللَّهُ إِيَّاهَا، أَوْ صَرَفَ عَنْهُ مِنَ السُّوءِ مِثْلَهَا، مَا لَمْ يَدْعُ بِإِثْمٍ أَوْ قَطِيعَةِ رَحِمٍ
“Tidak ada seorang muslim pun di muka bumi ini yang berdoa kepada Allah, kecuali Allah akan memberikan atau mengabulkan doanya atau Allah menggantikannya dengan diselamatkan dari kejelekan yang semisal dengannya, selama dia tidak berdoa untuk suatu urusan dosa atau memutuskan hubungan silaturahmi.” (HR. at-Tirmidzi no. 3567 dari sahabat Abu Said al-Khudri ra). Wallahu a’lam bish-shawab. []