HUBUNGAN suami istri dalam naungan ikatan pernikahan merupakan sebuah ibadah. Islam tak hanya mengatur setiap aspek kehidupan, Islam juga mengajarkan bagaimana caranya untuk menjalani kehidupan. Tak terkecuali soal rumah tangga atau pernikahan, termasuk aturan tentang jima’ atau hubungan suami istri.
Islam menganjurkan jima’ haruslah didahului dengan do’a agar dapat menghadirkan keberkahan.
BACA JUGA: 7 Hal Ini Menjadikan Jima Haram untuk Suami Istri
Bagaimana do’anya?
بِاسْمِ اللَّهِ ، اللَّهُمَّ جَنِّبْنَا الشَّيْطَانَ ، وَجَنِّبِ الشَّيْطَانَ مَا رَزَقْتَنَا
“Dengan (menyebut) nama Allâh, ya Allâh jauhkanlah kami dari (gangguan) syaithan dan jauhkanlah syaithan dari rezki yang Engkau anugerahkan kepada kami”
Setidaknya, ada lima keberkahan yang bisa dipetik dari bacaan doa sebelum jima’. Apa saja?
Mengikuti ajaran Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Ini sudah merupakan berkah tersendiri. Abu Bakr radhiyallahu ‘anhu pernah berkata:
لَسْتُ تَارِكًا شَيْئًا كَانَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ يَعْمَلُ بِهِ إِلَّا عَمِلْتُ بِهِ إِنِّي أَخْشَى إِنْ تَرَكْتُ شَيْئًا مِنْ أَمْرِهِ أَنْ أَزِيْغَ
“Aku tidaklah biarkan satu pun yang Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam amalkan kecuali aku mengamalkannya karena aku takut jika meninggalkannya sedikit saja, aku akan menyimpang.” (HR. Bukhari, no. 3093 dan Muslim, no. 1759)
Setan tidak akan turut serta dalam hubungan intim tersebut karena di dalam doa ini diawali dengan penyebutan “bismillah”.
Itulah pendapat sebagian ulama. Mujahid rahimahullah berkata:
أَنَّ الَّذِي يُجَامِع وَلَا يُسَمِّي يَلْتَفّ الشَّيْطَان عَلَى إِحْلِيله فَيُجَامِع مَعَهُ
“Siapa yang berhubungan intim dengan istrinya lantas tidak mengawalinya dengan ‘bismillah’, maka setan akan menoleh pada pasangannya lalu akan turut dalam berhubungan intim dengannya” (Fath Al-Bari, 9:229).
Kebaikan doa ini pun akan berpengaruh pada keturunan.
Riwayat mursal namun hasan dari ‘Abdur Razaq menyebutkan:
إِذَا أَتَى الرَّجُل أَهْله فَلْيَقُلْ بِسْمِ اللَّه اللَّهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِيمَا رَزَقَتْنَا وَلَا تَجْعَل لِلشَّيْطَانِ نَصِيبًا فِيمَا رَزَقْتنَا ، فَكَانَ يُرْجَى إِنْ حَمَلْت أَنْ يَكُون وَلَدًا صَالِحًا
“Jika seseorang mendatangi istrinya (berhubungan intim), maka ucapkanlah ‘Ya Allah, berkahilah kami dan keturunan yang dihasilkan dari hubungan intim ini, janganlah jadikan setan menjadi bagian pada keturunan kami’. Dari doa ini, jika istrinya hamil, maka anak yang dilahirkan diharapkan adalah anak yang shalih.” (Fath Al-Bari, 9:229)
Keturunan yang dihasilkan dari hubungan intim ini akan selamat dari berbagai gangguan setan.
Jika dipahami dari tekstual hadits, yang dimaksud dengan anak tersebut akan selamat dari berbagai bahaya adalah umum, yaitu mencakup bahaya dunia maupun agama. (Minhah Al-‘Allam, 7:348).
Ibnu Daqiq Al-‘Ied rahimahullah berkata, “Bisa dipahami dari doa ini bahwa setan juga tidak akan membahayakan agama anak dari hasil hubungan intim tersebut. Namun bukan berarti anak tersebut ma’shum, artinya selamat dari dosa.” (Fath Al-Bari, 9:229).
Syaikh Ibnu Baz memahami bahwa yang dimaksud dalam hadits bahwa anak tersebut akan tetap berada di atas fitrah yaitu Islam. Setan bisa saja menggoda anak tersebut, namun segera ia akan kembali ke jalan yang lurus. Sebagaimana Allah Ta’ala berfirman:
إِنَّ الَّذِينَ اتَّقَوْا إِذَا مَسَّهُمْ طَائِفٌ مِنَ الشَّيْطَانِ تَذَكَّرُوا فَإِذَا هُمْ مُبْصِرُونَ
“Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa bila mereka ditimpa was-was dari syaitan, mereka ingat kepada Allah, maka ketika itu juga mereka melihat kesalahan-kesalahannya.” (QS. Al-A’raf: 201) (Lihat Minhah Al-‘Allam, 7:349)
Keberkahan doa ini berlaku bagi wanita yang akan hamil dengan hubungan intim tersebut atau yang tidak hamil karena lafazhnya umum.
Inilah merupakan pendapat Al-Qadhi ‘Iyadh sebagaimana disebutkan dalam Fath Al-Bari, 9:229.
BACA JUGA: 4 Hal yang Sering Dilupakan Suami-Istri setelah Berjima
Nah, barang siapa yang menginginkan keberkahan dalam ibadah yang satu ini, jangan lupa baca doa sebelum melakukan kewajiban suami istri ini. []
SUMBER: RUMAYSHO