JAKARTA–Pemberitaan soal nenek Hindun, 78, yang ditolak disholatkan di mushala karena memilih petahana, meresahkan warga dan Ketua RW setempat.
Ketua RW 05, Kelurahan Karet, Kecamatan Setiabudi, Ishak dan warga RT 03 yang turut membantu mengurus jenazah menyayangkan berita yang berkembang di media online dan televisi.
“Apa yang disampaikan di media bahwa jenazah almarhum tidak dishalatkan atau ditolak warga itu tidak benar,” kata Ishak kepada beberapa wartawan di kediamannya, Jumat (11/3/2017) seperti dilansir Republika.
Kesalahan informasi tersebut, menurut Ishak, karena informasi yang sepotong-sepotong didapatkan wartawan, beberapa hari setelah jenazah almarhumah dimakamkan.
“Padahal tidak lama setelah almarhum meninggal pada hari Selasa (7/3/2017), saat itu juga pengurus Musala Almukminun membantu proses pemandian dan pengafanan,” terangnya.
Baca Juga: Pilkada Usai Digelar, Ini Pesan Ketum Muhammadiyah
Lebih lanjut Ishak menjelaskan, nenek Hindun tidak dishalatkan di Mushala karena waktu yang tidak memungkinkan. Saat itu, lanjutnya, sudah sangat singkat jelang petang hari.
“Sedangkan keluarga almarhumah meminta agar jenazah dimakamkan hari itu juga,” ujarnya.
Ishak kembali menegaskan, pemberitaan yang beredar di Media soal nenek Hindun itu tidak benar. Apalagi, katanya, ketika urusan meninggal seperti dikait-kaitkan dengan pilihan di Pilkada DKI.
“Warga di sini ini paling ‘sergep’ kalau ngurusin tetangga yang meninggal, bahkan di RT 03 itu ada paguyuban bantuan sosial untuk keluarga yang meninggal, besarannya Rp 1,1 juta,” ujarnya.
Ishak menyampaikan pihaknya akan meluruskan persoalan ini. Bersama kelurahan ia akan berupaya mempertemukan warga, perangkat RT, pengurus musala dan pihak keluarga almarhum nenek Hindun. Bahkan ia berjanji akan terbuka mengundang media agar tidak ada lagi kesalahan pemberitaan seperti sebelumnya. []