• Home
  • Disclaimer
  • Iklan
  • Redaksi
  • Donasi
  • Copyright
Kamis, 15 Mei 2025
Islampos
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Berita
  • Cari
Tidak ada Hasil
View All Result
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Berita
  • Cari
Tidak ada Hasil
View All Result
Tidak ada Hasil
View All Result
Islampos
Home Berita

Beredar Foto Rombongan Jemaah Haji Berpakaian Heboh, Ini Faktanya

Oleh Eneng Susanti
7 tahun lalu
in Berita
Waktu Baca: 3 menit baca
A A
0
Foto: news rakyatku

Foto: news rakyatku

0
BAGIKAN

MAKASSAR—Musim haji 1439 Hijrah telah berlalu. Rombongan jemaah haji Indonesia juga sudah kembai ke tanah air. Namun, ada satu hal yang menarik perhatian dalam prosesi kepulangan salah satu rombongan jemaah haji, yakni jemaah asal Bugis, Makassar.

Hal ini diungkap akun Facebook Dyan Khautsar, Rabu (19/9/2018). Rombongan haji asal Mamuju, Sulawesi Selatan, membuat warganet riuh berkomentar di postingan akun tersebut. Kenapa? Karena dipostingan itu ditunjukan foto ibu-ibu berpakaian nyentrik yang baru mendarat dari Tanah Suci.

Warna pakaian yang mencolok dan perhiasan emas yang dikenakan  rombongan ibu-ibu itu jadi kontroversi. Tak sedikit yang nyinyir. Namun, tak sedikit pula yang memeberikan pandangan dan penjelasan tentang hal ini.

BACA JUGA: Pemerintah Sediakan Santunan bagi Jemaah Haji yang Meninggal Dunia

ArtikelTerkait

PUI Kecam Keras Agresi Israel di Gaza, Serukan Gencatan Senjata dan Tuntut Pengadilan Internasional

Program Unik Bantuan Makan Sahur (BMS) Khusus Warga Depok

Indikasi Ajakan Boikot Beragenda Persaingan Usaha, Masyarakat Diimbau Fokus Ibadah di Ramadhan

Mat Solar, di Hari Tuanya, Rajin Datangi Pengajian

“Ini klo ga salah Bugis Makassar, ibu-ibu ini bukan mau pamer atau berlebihan, tapi mereka seperti ini karena memang sudah dari jaman nenek moyang mereka yang turun temurun, adatnya mereka seperti ini, bentuk rasa syukur kepada Allah karena telah menunaikan kewajiban ibadah haji dan pulang degan selamat,” komentar salah satu warganet menjelaskan.

Bagaimana fakta sebenarnya?

Ibadah haji agaknya memang istimewa bagi orang-orang Bugis-Makassar. Bukan hanya saat kembali ke tanah air. Tradisi unik mereka juga sudah dilakukan bahkan sebelum tiba di Tanah Air.

Sebagian sudah mengikuti ritual yang dinamai ‘Mapatoppo’ di tenda-tenda maktab dan hotel-hotel penginapan di tanah suci.

Haji Muhammad Nurhalik, ketua Kloter 1 Embarkasi Makassar, menuturkan, selepas menuntaskan wukuf dan melontar jumrah serta melaksanakan tawaf ifadhah, kebanyakan jamaah Bugis-Makassar akan ‘diwisuda’ oleh para ahli agama. Sebagai ketua Kantor Kemenang Kota Makassar, Haji Nurhalik jadi salah satu yang ‘mewisuda’ jamaah.

Caranya, jamaah laki-laki akan dipakaikan kopiah dan jubah putih secara simbolik untuk menandakan perubahan status mereka. Sementara yang perempuan akan dipakaikan semacam tali emas di kepala dan leher mereka.

“Memang perempuannya paling heboh kalau dari Bugis-Makassar ini,” kata Haji Nurhalik setengah berkelakar.

Ritual sakral yang sudah sejak ratusan tahun lalu dilakukan itu, kata Haji Nurhalik, bukan tanpa alasan. Ia menekankan, ibadah haji memang perkara istimewa untuk suku Bugis-Makassar. Mereka yang pulang dari Tanah Suci semacam diangkat derajatnya di kampung halaman.

Advertisements

“Kalau ada pesta nikahan, misalnya, kursi-kursi depan itu hanya untuk haji dan hajjah saja,” ujarnya.

Sebab itu, menurut Haji Nurhalik, masyarakat Sulawesi Selatan kerap bersedia melakukan apapun untuk sampai ke Tanah Suci. Yang punya usaha, kata dia, rela hidup susah untuk mencukupi biaya ke Tanah Suci terlebih dulu.

Saat ini, kata Haji Nurhalik, di Makassar daftar tunggunya sudah mencapai 34 tahun. Untuk kuota 1.143 jamaah pertahun, kata dia, sudah sebanyak 37 ribu yang mendaftar.

“Bagi masyarakat Bugis-Makassar, berhaji itu cita-cita luhur. Mereka akan mempertaruhkan segalanya untuk naik haji,” kata dia.

Meskipun begitu, ia tak bisa memastikan bagaimana tradisi meninggikan jamaah haji itu bisa sedemikian meresap dalam kehidupan suku Bugis-Makassar.

Dalam buku Atlas Sejarah Indonesia Masa Silam(Bambang Budi Utomo, 2011) yang diterbitkan Dirjen Sejarah dan Kepurbakalaan Kemendikbud, catatan tertua soal perjalanan haji orang Bugis-Makassar datang dari masa Kerajaan Gowa pada pertengahan abad ke-16 saat mula-mula wilayah Sulawesi bersentuhan dengan Islam. Saat itu, pada masa kekuasaan Raja Gowa XII, Manggorai Daeng Mametta Karaeng Bontolongkasa (1565-1590), pendatang mulai berdatangan dari kerajaan-kerajaan Islam di Aceh, Melayu, dan Ternate.

Pendatang-pendatang itu, utamanya dari puak Melayu, kemudian menyiarkan Islam di Gowa baik dengan dakwah maupun kawin campur. Saat jumlah Muslim mulai banyak, Raja Gowa XII yang sendirinya belum masuk Islam memerintahkan warganya yang Muslim menunaikan ibadah haji. Orang-orang Melayu di Gowa diminta memfasilitasi kepergian haji warga Bugis-Makassar tersebut.

BACA JUGA: Ini Daftar 92 Jemaah Haji yang Wafat di Musim Haji 2018

Kepergian haji warga Bugis-Makassar saat itu kemudian juga jadi semacam misi diplomatis. Mereka jadi perekat persahabatan Gowa dengan kerajaan-kerajaan lain di Nusantara seperti Mataram, Johor, Melaka, Pahang, Blambangan, Pattani, Banjar, dan Ternate-Tidore. Artinya, ibadah haji saat itu sudah punya kaitan dengan kebangsawanan buat orang-orang Bugis-Makassar.

Suku Bugis-Makassar juga sudah lama ternama sebagai para pelaut ulung yang sigap mengarungi lautan. Di masyarakat yang sedemikian, apalagi pada masa lalu, keberanian mengarungi lautan hingga ke tempat-tempat jauh seperti ke Arabia sangat mungkin jadi standar keberanian dan ketokohan.

Bagi mereka, ibadah haji bukan sekadar ritual. Ibadah haji juga penanda sudah sejauh mana mereka melangkah, atau berlayar, atau terbang, untuk memenuhi panggilan Tuhan agar jadi Muslim dan Muslimah yang paripurna. Ibadah haji jadi alasan untuk pergi jauh dan akhirnya kembali sebagai manusia-manusia yang baru. []

Sumber: IHRAM-REPUBLIKA | LIPUTAN6

Tags: bugisJemaah HajiMakassar
ShareSendShareTweetShareScan
Advertisements
ADVERTISEMENT
Previous Post

Ya Allah, Aku Hampir Menjual Islam Seharga 20 Pound

Next Post

Rekonsiliasi Palestina, Posisi Mesir di Tengah Sengketa ‘Gaza’

Eneng Susanti

Eneng Susanti

Terkait Posts

Israel

PUI Kecam Keras Agresi Israel di Gaza, Serukan Gencatan Senjata dan Tuntut Pengadilan Internasional

9 April 2025
Depok

Program Unik Bantuan Makan Sahur (BMS) Khusus Warga Depok

28 Maret 2025
Indikasi Ajakan Boikot Beragenda Persaingan Usaha, Masyarakat Diimbau Fokus Ibadah di Ramadhan 1 jemaah haji

Indikasi Ajakan Boikot Beragenda Persaingan Usaha, Masyarakat Diimbau Fokus Ibadah di Ramadhan

20 Maret 2025
Mat Solar

Mat Solar, di Hari Tuanya, Rajin Datangi Pengajian

18 Maret 2025
Please login to join discussion

Tulisan Terbaru

Bahaya Jantung ketika Sudah Kotor Lebaran, Ginjal

Tanda-tanda Ginjal Bermasalah, yang Bisa Kenali Mulai dari Kepala hingga Kaki

Oleh Haura Nurbani
15 Mei 2025
0

Pisang

Siapa Saja Orang yang Tidak Dianjurkan Makan Pisang?

Oleh Saad Saefullah
14 Mei 2025
0

Sakaratul Maut, amal, Penghalang Rezeki, Arwah, Shalat Malam, renungan ramadhan, PMO, Keutamaan Pemimpin yang Adil, Shalat Malam, Orang yang Dibenci oleh Allah SWT, Kesabaran

Engkau dengan Kesabaran

Oleh Saad Saefullah
14 Mei 2025
0

Teka Teki Fiqih, Pertanyaan, Pertanyaan tentang Islam

5 Pertanyaan tentang Islam yang Cukup Sulit, Bisakah Kamu Menjawabnya?

Oleh Haura Nurbani
14 Mei 2025
0

Uang Istri, sedekah, gaji

Adakah Penduduk Indonesia yang Masih Mendapatkan Gaji hanya 2 Juta / Bulan?

Oleh Saad Saefullah
14 Mei 2025
0

Terpopuler

Shalat Dhuha, Sebaiknya Dilakukan di Jam Ini

Oleh Saad Saefullah
4 Juni 2024
0
Surat yang Harus Dibaca ketika Shalat Dhuha, Keutamaan Shalat Rawatib, Keutamaan Shalat Sunnah Rawatib, Tata cara shalat, , Hukum Baca Surah yang Sama dalam Shalat, Hukum Menqadha Shalat untuk Orang yang Sudah Meninggal, Shalat Sunnah, Pahala dan Keutamaan Shalat Dhuha, Sunnah, Allahu Akbar, Shalat Tasbih, Keutamaan Shalat Qobliyah Shubuh

Waktu shalat Dhuha diawali sejak naiknya matahari, yaitu sekitar ¼ jam setelah munculnya matahari.

Lihat LebihDetails

Cara Singkat Tulis ‘Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam ﷺ di Microsoft Word, Ini Dia

Oleh Saad Saefullah
19 Oktober 2024
1
Nabi Muhammad Keutamaan Membaca Sholawat, Waktu Terbaik Bershalawat, Sholawat, Ciri Fisik Rasulullah, Wasiat Nabi Sebelum Wafat, Cara Bershalawat yang Benar kepada Nabi, Keistimewaan Rasulullah, Kebiasaan Nabi Muhammad ﷺ, Rasulullah

Selain untuk membuat karakter shalawat tersebut, kita juga bisa membuat lafadz Allah (ﷲ), Muhammad (ﷴ), Basmalah (﷽), Jalla Jalaluhu (ﷻ)...

Lihat LebihDetails

Lelaki Harus Shalat Shubuh di Masjid, Ini Alasannya

Oleh Saad Saefullah
24 Januari 2017
0
Foto: The Atlantic

Ada banyak pahala yang akan ia raih.

Lihat LebihDetails

Berapa Jarak Waktu yang Disebutkan oleh Rasulullah dengan Penaklukan Konstantinopel oleh Al-Fatih?

Oleh Haura Nurbani
14 Mei 2025
0
Konstantinopel

Rasulullah ﷺ dalam haditsnya menyebut penaklukan Konstantinopel sebagai salah satu kabar gembira bagi umat Islam.

Lihat LebihDetails

Puisi Cinta Suami pada Istrinya: Yang Tak Pernah Kusuarakan

Oleh Dini Koswarini
13 Mei 2025
0
Sebab Istri Harus Taat kepada Suami, Cinta

Seorang suami menulis sebuah puisi untuk istrinya.

Lihat LebihDetails
Facebook Twitter Youtube Pinterest Telegram

© 2022 islampos - Membuka, Menginspirasi, Free to Share.

Tidak ada Hasil
View All Result
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Berita
  • Cari

© 2022 islampos - Membuka, Menginspirasi, Free to Share.