SURIAH–Beredar video pembongkaran makam Khalifah Umar bin Abdulaziz oleh milisi pro Presiden Bashar al-Assad di kompleks pemakaman di Desa Deyr Sharki, Maarat Al Noman di Provinsi Idlib, Suriah.
Media Turki Daily Sabah melaporkan, dalam rekaman itu terlihat kondisi makam sudah hancur berantakan, tampak lubang besar bekas penggalian di tengah makam Khalifah Umar dan tak lagi terlihat ada jenazah dan sisa-sisa tubuh sang khalifah yang terkenal dengan kebaikannya itu di dalam liang lahat.
BACA JUGA:Â Heroik dan Mengharukan, Inilah Kisah Dokter Wanita dari Bawah Tanah Suriah
Tak hanya itu saja, seluruh makam yang ada di sekitar makam Khalifah Umar juga ditemukan dalam kondisi yang sama. Namun tak ada yang mengetahui kemana jenazah cicit dari Khalifah Umar bin Khatab itu dibawa oleh milisi pro-Assad.
Informasi terbaru pada Jumat (29/5/2020) menyebut, tak hanya makam Khalifah Umar bin Abdulaziz saja yang dibongkar oleh milisi pro Presiden Bashar al-Assad, makam istrinya juga bernasib sama.Â
Kompleks pemakaman Khalifah Umar berada di Desa Deyr Sharkimex, Maarat Al Noman, di Provinsi Idlib. Sementara posisi makam Fatimah tak jauh dari makam suaminya di dalam kompleks pemakaman di Desa Deyr Sharki, Maarat Al Noman di Provinsi Idlib, Suriah.
Tidak diketahui kapan milisi itu masuk ke wilayah tersebut dalam melakukan perusakan. Hanya saja hingga saat ini tidak ada yang tahu kemana jenazah Khalifah Umar II dan istrinya dibawa atau dipindahkan.
BACA JUGA:Â Umar bin Abdul Aziz, Khulafaur Rasyidin Kelima
Khalifah Umar bin Abdulaziz merupakan khalifah kelima pada Kekhalifahan Bani Umayyah. Dia memimpin dari tahun 717 hingga 720 dan kerap disebut sebagai khulafaur rasyidin kelima. Pada masa pemerintahannya yang singkat, Umar bin Abdulaziz berhasil mensejahterakan rakyat dan mencatatkan kegemilangan dalam sejarah peradaban Islam. Beliau merupakan cicit dari Khalifah Umar bin Khatab, Khulafaur Rasyidin kedua yang menggantikan Abu Bakar As-Siddiq.Â
Ini bukan pertama kali pemerintah Assad melakukan perusakan terhadap situs bersejarah ini. Pada Februari 2020, Assad bahkan mengutus jenderal perangnya untuk merusak dan membakar bangunan di sekitar kompleks pemakaman. Tak tanggung-tanggung dikerahkan Assad adalah Ketua Komite Polisi Militer Hama, Komandan Divisi 9, Mayor Jenderal Ramadan Yusuf. Namun akhirnya, Jenderal Ramadan akhirnya tewas dalam serangan udara besar-besaran yang dilancarkan Turki. []
SUMBER: DAILY SABAH