BULAN suci Ramadhan sudah di depan mata. Ada baiknya kita menyegarkan ingatan dan mempelajari kembali tentang perkara apa saja yang boleh dan tidak boleh dilakukan saat berpuasa. Salah satu hukum yang mungkin belum banyak orang tahu adalah tentang boleh tidaknya seseorang berenang saat berpuasa.
Berdasarkan fatwa nomor 2666, 05-09-2012, Lajnah Al-Ifta’ pernah ditanya mengenai hal ini. “Apakah boleh berenang saat berpuasa?”
BACA JUGA: Apa Perbedaan Niat Puasa Wajib dan Puasa Sunnah?
Bolehkah Berenang saat Berpuasa?
Jawaban dari Lajnah Al-Ifta’:
Jika orang yang berenang punya sangkaan kuat bahwa air tidak akan sampai ke al-jauf (rongga) dari lubang mulut, hidung, atau telinga, maka tidaklah masalah berenang pada siang hari bulan Ramadhan karena tidak adanya larangan mengenai hal tersebut. Itulah yang dimaksud dengan fatwa makruhnya berenang saat berpuasa oleh ulama Syafiiyah karena khawatir masuknya air.
Ada riwayat yang menjadi pertimbangan dalam hal ini yaitu dari Ibnu Abi Syaibah dalam Al-Mushannaf, dari Abu Bakar bin ‘Abdirrahman bin Al-Harits, dari seseorang yang melihat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mengguyur kepalanya dengan air padahal beliau sedang berpuasa pada hari yang panas.
Imam Nawawi rahimahullah berkata bahwa orang yang berpuasa boleh menyiram air dan berendam di dalam air dan menyiram kepalanya, baik di kamar mandi maupun selainnya. Hukum dalam masalah ini tidaklah terdapat ikhtilaf di dalamnya.
Namun, jika air masuk ke dalam jauf (rongga) karena cara yang salah ketika berenang saat berpuasa, puasanya batal, ia harus menahan diri pada sisa hari, dan puasanya harus diqadha’ bakda Ramadhan.
Jika ada sangkaan kuat, air bisa masuk ke kerongkongan karena sebab berenang saat berpuasa, maka jangan sampai ia membuat puasanya batal, karena jika melakukannya dan air masuk, puasanya batal, ia punya kewajiban qadha’ dan bertaubat.
Imam Ibnu Hajar Al-Haitami rahimahullah berkata, “Jika seseorang kemasukan air ketika mandi untuk mendinginkan atau membersihkan badan, begitu pula karena berendam air masuk ke dalam jauf melalui mulut atau hidung, hal itu dihukumi makruh jika tidak disengaja. Jika disengaja membuat air masuk, hukumnya adalah berdosa dan puasanya batal.”
Imam Ar-Ramli rahimahullah berkata, “Kalau diketahui menurut ‘urf (kebiasaan) bahwa air bisa masuk ke dalam jauf atau ke dalam otak karena berendam dan tidak mungkin menjaga diri darinya, maka berendam seperti itu diharamkan dan dihukumi membatalkan puasa.”
Bolehkah Berenang saat Berpuasa?
BACA JUGA: 9 Keutamaan Berpuasa di Bulan Ramadhan
Teks dari web Lajnah Al-Ifta
السؤال :
هل تجوز السباحة للصائم؟
الجواب :
إذا غلب على ظن السابح أنه لا يصل شيء إلى جوفه من خلال منافذ الفم والأنف والأذن؛ فلا حرج عليه في السباحة في نهار رمضان، لعدم وجود المحذور في ذلك، وغاية ما أفتى به فقهاؤنا الكراهة.
وقد روى ابن أبي شيبة في “المصنف” عن أَبِي بَكْرِ بْنِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ الْحَارِثِ، عَنْ رَجُلٍ أنه رَأَى النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَصُبُّ عَلَى رَأْسِهِ الْمَاءَ وَهُوَ صَائِمٌ فِي يَوْمٍ صَائِفٍ.
يقول الإمام النووي رحمه الله: “يجوز للصائم أن ينزل إلى الماء وينغطس فيه ويصبه على رأسه، سواء كان في حمام أو غيره، ولا خلاف في هذا”.
ولكن إذا دخل جوفه الماء عن طريق الخطأ بسبب هذه السباحة وجب عليه إمساك بقية اليوم، والقضاء بعد رمضان.
أما إذا غلب على ظنه دخول الماء إلى حلقه بسبب السباحة؛ فلا يجوز له تعريض صيامه للبطلان، فإن فعل ودخل الماء أفطر وعليه القضاء والتوبة.
يقول العلامة ابن حجر الهيتمي رحمه الله: “أفطر بسبق الماء في غسل تبرد أو تنظف وكذا دخول جوف منغمس من نحو فمه أو أنفه، لكراهة الغمس فيه، ومحله إن لم يعتد أنه يسبقه، وإلا أثم وأفطر قطعاً”.
ويقول الإمام الرملي رحمه الله: “لو عرف عادته أنه يصل الماء منه إلى جوفه أو دماغه بالانغماس ولا يمكنه التحرز عنه أنه يحرم الانغماس ويفطر قطعاً”. والله أعلم.
SUMBER: ALIFTAA.JO