SAUDARAKU,
Kita sebagai makhluk sosial tak bisa hidup seorang diri, melainkan butuh orang lain. Sebab, segala yang berkaitan dengan kehidupan ini tak semuanya bisa dilakukan sendiri. Ada beberapa hal yang tidak bisa kita kerjakan seorang diri, seperti halnya pakaian yang kita gunakan, makanan atau pun minuman, dan hal lainnya.
Maka, agar kita dapat menjalani hidup ini dengan selaras, perlu bagi kita membina budaya bergaul yang baik. Ya, pergaulan yang baik dengan sesama adalah hal yang paling utama dalam hidup ini. Sebab, dari sanalah kita dapat mempunyai orang-orang yang akan senantiasa rela menolong ketika kita membutuhkan.
Saudaraku,
Rasulullah SAW sebagai panutan kita telah memberikan contoh dari sikap beliau dalam bergaul. Bahkan, ketika beliau dihadapi dalam suatu masalah pun, yakni orang yang tidak menyukainya, tapi ia tetap berlaku baik pada orang itu.
Sebagaimana Aisyah RA berkata, “Apabila sampai kepada Rasulullah SAW tentang seseorang yang berkata tidak baik, beliau tidak berkata, ‘Mengapa Fulan berkata,’ akan tetapi beliau berkata, ‘Mengapa suatu kaum berkata begini dan begitu,” (HR. Tirmidzi).
Saudaraku,
Ada hal lain lain yang dapat kita contoh dari Rasulullah SAW. Di mana ini dapat menjadi panutan kita ketika menghadapi hal yang tidak kita sukai, namun tidak sampai menyakiti orang lain.
Dari Anas RA bahwasanya ada seorang laki-laki yang masuk ke rumah Rasulullah SAW dan di badan orang tersebut ada bekas warna kuning, dan Rasulullah SAW jarang menghadapi seseorang yang di wajahnya terlihat sesuatu yang tidak disenangi, apabila orang tersebut keluar Rasulullah SAW berkata, “Kalau seandainya kalian menyuruh orang ini mencuci warna kuning tersebut,” (HR. Abu Daud dan Ahmad).
Saudaraku,
Tentu kita mengetahui terdapat banyak jalan untuk menuju surga-Nya Allah SWT. Nah, dengan memelihara pergaulan yang baik dengan sesama ini pun dapat dijadikan salah satu jalannya. Yakni dengan cara memelihara sikap rendah diri, lembut dan mudah kepada sesama.
Dari Ibnu Mas’ud RA berkata, Rasulullah SAW bersabda, “Maukah aku beritahu kalian yang haram atas neraka, atau neraka haram baginya? Neraka haram bagi semua yang dekat, rendah diri, lembut dan mudah,” (HR. Tirmidzi). []
Sumber: Suatu Hari di Rumah Rasulullah/Karya: Abdul Malik al Qasim/Penerbit: Daarul Qaasam