SAFFRON, rempah berharga ratusan juta rupiah itu kini menjadi trend terbaru dalam gaya hidup sehat. Apa itu saffron dan bagaimana khasiatnya? Yuk, simak ulasannya!
Saffron atau Kuma-kuma adalah nama untuk rempah-rempah dari bunga Crocus sativus (bunga pacar). Bunga kuma-kuma memiliki tiga kepala putik yang terletak di luar bunga. Kepala putik inilah yang sering dikeringkan dan disebut saffron.
BACA JUGA: Al-Quran Nyatakan Madu Sebagai Obat, Maka Yakinlah
Saffron dengan ciri khas warna merah terang ini memiliki rasa sedikit pahit dan berbau harum seperti rumput kering yang disebabkan zat kimia bernama picrocrocin dan safranal. Saffron mengandung crocin, salah satu bahan pewarna karotenoid yang membuat makanan menjadi kuning keemasan.
Saffron kering sebelumnya hanya dikenal untuk bumbu masakan atau bahan pewarna. Saffron sering diolah untuk menjadi bumbu nasi briyani agar menjadi kuning. Selain itu saffron juga sering digunakan pada kue-kue dan permen.
Warna kuning terang saffron menjadikannya sebagai rempah-rempah yang paling banyak dicari orang di seluruh dunia. Tak hanya itu, karena manfaatnya, saffron pun banyak digunakan sebagai obat tradisional berbagai macam penyakit.
Seperti dikutip dari Healthline, ilmu kedokteran modern sudah mengungkap berbagai khasiat saffron, seperti antikarsinogenik atau pencegah kanker, immunomodulasi atau memperbaiki sistem imun, dan antioksidan. Selain itu, saffron juga mengandung anti tussive alami yang bisa menyembuhkan batuk. Saffron digunakan sebagai anti-tussive dan ekspektoran.
Dalam sebuah penelitian, ekstrak saffron secara signifikan mengurangi batuk yang disebabkan oleh asam sitrat. Maka dari itu saffron diklaim ampuh sebagai anti-tussive alami untuk menyembuhkan batuk pada anak dan dewasa.
Tidak hanya itu saja, kandungan safranal dalam saffron bekerja untuk melindungi sel otak dengan cara melawan partikel oxidative-stress dan menghambat neuro-degeneration. Safranal juga dapat meningkatkan daya ingat serta kemampuan belajar pada anak.
BACA JUGA: Manfaat Lada Hitam bagi Kesehatan
Namun, saffron yang kaya manfaat ini harganya mencapai ratusan juta rupiah per kg. Menurut Foodbeast, harga jualnya berkisar antara US$ 2.000 hingga US$ 10.000 atau sekitar Rp 54 juta – 270 juta per kilogramnya.
Harga jual saffron yang selangit ini disebabkan proses pengolahannya yang memakan waktu dan energi. Seperti dikutip dari Business Insider, petani harus mempekerjakan banyak orang untuk memanen 1,8 kg saffron per hektarnya. Bayangkan saja, untuk mendapatkan 0,5 kg saffron membutuhkan 170 ribu bunga Crocus sativus. Dan untuk mengambil saffron dari bunga tersebut dilakukan dengan pinset. Bunga penghasil saffron ini hanya berbunga setiap enam minggu sekali dari akhir September hingga awal Desember. []
SUMBER: HEALTHLINE | FOODBEST | BUSINESS INSIDER