BERIKUT adalah nasihat dari Ustadz Khalid Basalamah tentang ghibah.
Imam Ahmad bin Hambal saat dipuji oleh seseorang dia berkata, “Demi Allah, seandainya engkau mengetahui apa yang ada padaku berupa dosa dan kesalahan, niscaya engkau taburkan tanah di atas kepalaku”.
Ketidaksempurnaan manusia lah yang harus menjadi pengingat untuk tidak riya’ dalam beribadah, pula tidak membongkar keburukan seseorang di masa lalu. Seperti Hadits Riwayat At Tirmidzi yang berbunyi, “Dan barangsiapa yang menutupi (aib) seorang muslim sewaktu di dunia, maka Allah akan menutup (aibnya) di dunia dan akhirat”.
BACA JUGA: Pekalah Akan Pahala, oleh Ustadz Khalid Basalamah
Menutup aib orang lain dapat menyelamatkan kita dari petaka dan dosa. Membuka aib orang lain rentan menjerumuskan lisan pada dosa ghibah. Menggunjing orang lain ibarat memakan bangkai saudara sendiri. Membicarakan perbuatan yang tercela dan tidak terpuji.
Pergunjingan pernah terjadi pada salah satu Sahabat Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam, Salman al Farisi. Ketika selesai makan, Salman langsung tidur dengan mendengkur. Orang lain mengetahui perilaku Salman dan menjadikannya bahan pergunjingan. Hingga akhirnya aib tersebut tersebar luas. Akibat terjadinya pergunjingan tersebut, Allah berfirman dalam Quran Surat Al-Hujurat ayat 12 yang berbunyi:
“Wahai orang-orang yang beriman, jauhilah banyak prasangka! Sesungguhnya sebagian prasangka itu dosa. Janganlah mencari-cari kesalahan orang lain dan janganlah ada di antara kamu yang menggunjing sebagian yang lain. Apakah ada di antara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Tentu kamu merasa jijik. Bertakwalah kepada Allah! Sesungguhnya Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang.”