BETAPA syukur harus ditambah-tambah saat hati merindukan belahan jiwa, Allah hadirkan pasangan yang menyejukkan dalam pernikahan.
Semoga kebersamaan dengan si cinta kian menguatkan ketaatan pada Allah dan Rasul-Nya. Kian rendah hati dan menyadari bahwa semua ini karunia Ilahi.
BACA JUGA:Â Menyesal setelah Menikah?
Bagi yang masih sendirian, tetap dalam ketaatan sembari terus memperbaiki diri dan menyiapkan pernikahan. Insyaallah ada saat yang paling tepat dan indah mengakhiri kesendirian.
Nikah itu bukan soal cepat atau lambat, duluan atau belakangan. Bukan berlomba-lomba saling mengalahkan, saling memanasi dan meninggalkan. Tapi ia adalah ibadah kepada Allah dalam memuliakan sunnah Rasulullah Saw yang mulia.
Jadi, santai saja. Bawa damai, bawa tenang. Tak usah galau gara-gara teman pada tunangan, gara-gara sahabat pada melangsungkan pernikahan.
Tak perlu tergesa-gesa ingin seperti orang lain, ingin segera tunangan dan menyelenggarakan walimahan. Santai saja, tenang saja. Tentu sambil berdoa dan menyiapkan diri. Ini point pentingnya.
Apa bedanya tergesa-gesa dengan menyegerakan?
Orang yang menikah usia 30 tahun tapi persiapannya hanya seminggu, ini termasuk tergesa-gesa. Hati-hati, tergesa-gesa itu datangnya dari setan.
Orang yang menikah usia 20 tahun tapi persiapannya sejak 15 tahun lalu, ini namanya menyegerakan. Insyaallah ada kebaikan di sana.
Maka siapapun yang hendak menikah, sangat penting mempersiapkan segala sesuatu yang terkait pernikahan.
BACA JUGA:Â Niat Adalah yang Paling Utama
Apa yang harus disiapkan?
Ada banyak hal, tapi yang paling penting adalah dua. Yakni niat dan ilmu tentang pernikahan itu sendiri.
Niat dan ilmu ini merupakan bekal utama dalam kehidupan rumah tangga, sebab pernikahan bukan hanya kebersamaan di dunia, melainkan juga kita rindu kelak berkumpul di dalam surga, bersama suami istri, bersama anak-anak tercinta.
Berhentilah sejenak, baik yang sudah menikah maupun masih sendirian. Berhenti untuk meluruskan niat dalam pernikahan, juga mohon perlindungan dan kemudahan membangun kehidupan rumah tangga. Semoga sakinah mawadah warahmah.
Tundukan kepala, hadirkan hati, sebut asma Allah dan mohon pertolongan-Nya. []