BERBAKTI kepada orang tua merupakan kewajiban anak yang harus dipenuhi oleh seorang anak. Salah satu fenomena hari ini anak cenderung banyak menentang orang tuanya, hingga banyak anak yang terlantar karena tidak menerima ridho dari orang tua.
Begitulah zaman yang mengubah hebatnya perilku anak terhadap orang tua, dan bahkan mereka hingga memusuhi orang tuanya karena tidak memenuhi keinginan anak.
Ironis memang ketika sang anak banyak memeras dan menghardik orang tuanya. Oleh karena itu sebagai anak seorang muslim, apakah yang kita lakukan / katakan terhadap orang tua kita sudah sesuai dengan apa yang diajarkan oleh Rasulullah.
Berikut perilaku-perilaku yang harus dihindari dan harus diperbaiki perilaku kita terhadap setiap orang tua yang kita temui:
- Berbicara dengan kata – kata kasar.
- Membuang muka
- Duduk mendahului orang tua
- Menghardik
- Berkacak pinggang di depan orang tua
- Membelakangi
- Merendahkan
- Memaki
- Mengingkari Nasab (garis keturunan)
- Mengubah wasiat orang tua
- Mengenyampingkan kepentingan orang tua.
- Mengambil Harta orang tua tanpa hak
- Menghina agama orang tua
- Tidak mau mengurus orang tua yang telah lanjut usia
- Melawan perintahnya
- Pergi berjihad tanpa izin orang tua
- Mendendam
- Memasuki kamar pribadi orang tua pada 3 waktu terlarang tanpa izin
- Membiarkan orang tua menjadi budak
- Membunuh
Nah, itulah contoh perilaku anak yang durhaka pada orang tuanya, perlu diketahui bahwa perilaku ini merupakan perilaku yang dapat menghampiri dosa besar. Imam Bukhari meriwayatkan dalam Kitabul Adab dari jalan Abi Bakrah Radhiyallahu ’anhu, telah bersabda Rasulullah Shallallahu ’alaihi wa sallam. “Artinya : Sukakah saya beritahukan kepadamu sebesar-besar dosa yang paling besar, tiga kali (beliau ulangi). Sahabat berkata, ’Baiklah, ya Rasulullah’, bersabda Nabi. “Menyekutukan Allah, dan durhaka kepada kedua orang tua, serta camkanlah, dan saksi palsu dan perkataan bohong”. Maka Nabi selalu megulangi, “Dan persaksian palsu”, sehingga kami berkata, “semoga Nabi diam,” (HR. Bukhari dan Muslim)
Dari hadits di atas dapat diketahui bahwa dosa besar yang paling besar setelah syirik adalah uququl walidain (durhaka kepda kedua orang tua). Dalam riwayat lain Nabi Shallallahu ’alaihi wa sallam bersabda bahwa diantara dosa-dosa besar yaitu menyekutukan Allah, durhaka kepada kedua orang tua, membunuh diri, dan sumpah palsu (HR. Bukhari)
Kemudian diantara dosa-dosa besar yang paling besar adalah seorang melaknat kedua orang tuanya (HR. Imam Bukhari)
Dari Mughirah bin Syu’bah Radhiyallahu ’anhu bahwa Nabi Shallallahu ’alaihi wa sallam bersabda.
“Artinya : Sesungguhnya Allah mengharamkan atas kamu, durhaka pada ibu dan menolak kewajiban, dan minta yang bukan haknya, dan membunuh anak hidup-hidup, dan Allah membenci padamu banyak bicara, dan banyak bertanya demikian pula memboroskan harta (menghamburkan kekayaan),” (HR. Bukhari)
Hadits ini adalah salah satu hadits yang melarang seorang anak berbuat durhaka kepada kedua orang tuanya. Seorang anak yang berbuat durhaka berarti dia tidak masuk surga dengan sebab durhaka kepada kedua orang tuanya.
Semuanya itu termasuk bentuk-bentuk kedurhakaan kepada kedua orang tua. Oleh karena itu kita harus berhati-hati dan membedakan dalam berkata dan berbuat kepada kedua orang tua dengan kepada orang lain.
Karena akibat dari durhaka kepada kedua orang tua akan dirasakan di dunia. Maka dari itu Keridlaan orang tua harus kita dahulukan dari pada keridlaan istri dan anak. Karena Nabi Shallallahu ’alaihi wa sallam mengatakan anak yang durhaka akan diadzab di dunia dan di akhirat serta tidak akan masuk surga dan Allah tidak akan melihatnya pada hari kiamat.
Dapat kita lihat bahwa orang yang durhaka kepada orang tuanya hidupnya tidak berkah dan selalu mengalami berbagai macam kesulitan. Kalaupun orang tersebut kaya maka kekayaannya tidak akan menjadikannya bahagia. Oleh karena itu, Wajiblah kita menghormati orang tua dengan jalan yang di ridhoi Allah, semoga Allah senantiasa melindungi kedua orang tua, dan kesabaran dari seorang anaknya, turutlah kita pun mendoakannya agar hidup kita barakah di dunia dan akhirat. Aamiin. []
Sumber: Kitab Birrul Walidain, edisi Indonesia Berbakti Kepada Kedua Orang Tua, dan Drs. M. Thalib yang berjudul ” 20 Perilaku durhaka anak terhadap orang tua”